26.2 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025
spot_img

    Garuda Indonesia tambah delapan pesawat, kini punya 80 armada

    Terkait

    PRIORITAS, 26/5/24 (Jakarta): Menghadapi persaingan cukip tajam di bisnis penerbangsn, Garuda Indonedia juga terus berbenah.

    Terkini dilaporkan, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana menambah sebanyak delapan pesawat refurbish pada tahun ini melalui skema sewa (lease) secara bulanan.

    Disebutkan, operational expenditure (opex) untuk biaya sewa kedelapan pesawat tersebut ditaksir mencapai Rp767 miliar dalam setahun. Hadirnya delapan pesawat refurbish ini sekaligus menggenapi total armada Garuda dari 72 menjadi 80 pesawat.

    “Biaya sewa per pesawat sekitar US$200-500 ribu per bulan,” ujar Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Prasetio selepas konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang baru-baru ini.

    Dengan asumsi nilai kurs rupiah terhadap dollar AS Rp16.000, dalam setiap bulan, maskapai pelat merah tersebut menggelontorkan opex maksimal Rp8 miliar per pesawat dan dalam setahun mencapai Rp767 miliar untuk biaya sewa delapan pesawat.

    Oktober 2024 sudah tiba dan beroperasi

    Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, belum bersedia menyebutkan secar rinci lessor mana yang bakal menjadi mitra GIAA untuk menambah delapan pesawat melalui skema sewa tersebut. “Belum, sabar,” jawab Irfan singkat kepada Investor Daily.

    Dia menyebutksn, rencana Garuda menambah sewa delapan pesawat refurbish ini masih dalam progres, karena ada beberapa detail yang mesti perseroan selesaikan secara internal.

    “Kami berharap, sebelum Oktober 2024 delapan pesawat itu sudah bisa tiba dan beroperasi. Tapi, saya ingin tegaskan, ini bukan pesawat baru. Ini adalah pesawat refurbish. Jadi layak terbang,” jelas Irfan.

    Tambah frekuensi rute

    Meski pesawat refurbish, Irfan memastikan, Garuda telah mengajukan persyaratan yang cukup panjang kepada leasing company pesawat-pesawat tersebut. Mengingat, pesawat-pesawat ini nantinya bersifat sewa dan bukan dimiliki langsung oleh Garuda.

    “Jadi, secara capital expenditure (Capex) gak terlalu berdampak dan kami biasanya seperti pesawat-pesawat yang kami punya semua, ini kami bayar bulanan. Jadi, itu sudah kami harapkan bisa menambah jumlah pesawat di Garuda sehingga bisa melayani dan menambah frekuensi di rute-rute yang kami rencanakan,” tutur Irfan.

    Terkait investor global yang berencana berinvestasi di Garuda, Irfan mengungkapkan, manajemen belum mendapatkan perkembangan terbaru mengenai hal tersebut. Walau demikian, dirinya tidak membantah, Kementerian BUMN selaku pemegang saham menjalin komunikasi dengan para calon investor global.

    “Jadi, kalau Anda tanya kami sebagai manajemen, jawabannya gelap. Dan rasanya, itu bukan domain kami. Tapi, tentu saja kami akan update jika ada hal-hal terkait dengan pemegang saham yang dalam batas tertentu dapat diketahui dan diinformasikan oleh manajemen,” tandas Irfan Setiaputra. (P-INV/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini