Pendapatan negara tersebut berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp1.708,3 triliun, setara 71,6 persen dari proyeksi APBN 2025, serta PNBP yang mencapai sekitar Rp402,4 triliun, atau 84,3 persen dari perkiraan APBN 2025.
“Khusus untuk PNBP, realisasinya telah melebih capaian 2024,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (20/11/25).
Sementara itu, hingga 31 Oktober 2025, realisasi belanja negara mencapai Rp2.593,0 triliun, atau 73,5 persen dari proyeksi APBN 2025. Pengeluaran tersebut mencakup belanja pemerintah pusat sekitar Rp1.879,6 triliun serta belanja ke daerah—termasuk transfer ke daerah dan dana desa—sekitar Rp713,4 triliun.
Reformasi struktural
Purbaya menekankan, realisasi belanja negara diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta mendorong reformasi struktural di berbagai bidang.
Dengan komposisi pendapatan serta belanja tersebut, defisit APBN 2025 hingga akhir Oktober tercatat mencapai Rp479,7 triliun.
Ia menyebut defisit anggaran berada di level sekitar 2,02 persen terhadap PDB, lebih rendah dibanding target outlook APBN 2025 yang ditetapkan sebesar 2,78 persen dari PDB. (P-*r/Zamir Ambia)
No Comments