PRIORITAS, 26/9/24 (Jakarta): Pengembangan berbagai kawasan ekonomi khusus alias KEK menjadi salah satu tumpuan menarik bagi para investor asing maupun domestik, demi mendorong investasi, perluasan lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi daerah.
Karena itu, pemerintah melalui Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah menyetujui usulan pembentukan enam KEK baru dan perluasan KEK Nongsa di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Disebutkan, ikhtiar tersebut menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Seperti dilansir Investor.ID, Kamis (26/9/24), dengan total target nilai investasi hingga Rp1.089,84 triliun, pengembangan KEK ini diharapkan mampu menciptakan lebih dari 14 juta lapangan kerja.
“Semua usulan KEK ini akan segera disiapkan regulasinya dan kami menargetkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait dapat rampung pada minggu kedua Oktober 2024,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi yang diterima pada Selasa (25/9/24) lalu.
Dikatakannya, Dewan Nasional akan merekomendasikan kepada Presiden untuk penetapan PP atas 6 KEK baru dan penambahan luasan untuk KEK Nongsa. Adapun ke-7 KEK yang diusulkan, pertama, KEK Industri Halal Sidoarjo, yang terletak di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Diketahui, KEK Industri Halal Sidoarjo diharapkan menjadi pusat unggulan bagi industri halal di Indonesia. Dengan luas lahan mencapai 796,65 hektar, kawasan itu dirancang untuk mendukung pengembangan sektor manufaktur yang berfokus pada produk halal.
“Memiliki luas lahan sebesar 796,65 Ha dengan target realisasi investasi sebesar Rp 97,8 triliun pada 2054 dan target tenaga kerja sebanyak 317.670 orang,” kata Airlangga.
Disebutkan, KEK ini diusulkan oleh PT Makmur Berkah Amanda dengan rencana kegiatan usahanya yaitu produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi.
Selanjutnya, usulan kedua, PT Batuta Chemical Industrial Park mengajukan usulan untuk mendirikan KEK BCIP di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. KEK ini dirancang untuk menjadi pusat industri yang berfokus pada sektor manufaktur dengan luas lahan mencapai 748,9 hektar.
Dikatakan, dengan potensi total tenaga kerja sebanyak 432.964 orang, KEK BCIP memiliki target realisasi investasi sebesar Rp61,51 triliun pada 2054. Kegiatan usaha di KEK BCIP meliputi Produksi dan Pengolahan Gasifikasi Batu Bara dan Ammonium Nitrat Diesel, Logistik dan Distribusi, dan Pengembangan Energi.
Kemudian, usulan ketiga terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, yaitu KEK Patimban. Kawasan Ekonomi Khusus ini dirancang sebagai KEK manufaktur. Usul datang dari PT Wahana Mitra Semesta dengan kegiatan usaha produksi pengolahan hilirisasi petrokimia, baterai EV, dan semiconductor, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi.
Disebutkan, KEK Patimban diusulkan dengan luas lahan sebesar 511 Ha yang dengan total realisasi investasinya sebesar Rp141,6 Triliun di 2054 dengan target tenaga kerja sebanyak 156.154 orang.
Di samping KEK Patimban, KEK Subang yang juga terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dan menjadi KEK manufaktur, KEK ini diusulkan oleh PT Aneka Bumi Cipta menjadi usulan keempat KEK dengan menargetkan realisasi investasi KEK Subang sebesar Rp134,59 triliun dengan luas lahan mencapai 481,93 Ha.
Perakitan mobil listrik
Dikatakan, KEK Subang memiliki kegiatan usaha produksi dan pengolahan perakitan mobil listrik dan logistik dan distribusi. PT BYD Auto Indonesia yang bergerak di bidang mobil listrik menjadi anchor investor KEK Subang. Ditargetkan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 95.139 orang.
Kemudian usulan kelima, KEK Mangkupadi terletak di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, merupakan usulan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI).
Diketahui, dengan luas lahan mencapai 11.696,53 hektar, KEK ini ditargetkan untuk menyerap tenaga kerja sebanyak 140.796 orang dan merealisasikan investasi sebesar Rp504 triliun.
Disebutkan, fokus utama dari KEK Mangkupadi ialah pengembangan sektor manufaktur, khususnya dalam produksi dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pengembangan energi terbarukan. PT Kalimantan Aluminium Industri yang bergerak di bidang smelter aluminium menjadi anchor investor dari KEK tersebut. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa