Tonton Youtube BP

BPS: Jumlah penduduk miskin di Jakarta naik 15,8 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya

Zamir Ambia
25 Jul 2025 11:54
2 minutes reading

Foto ilustrasi daerah kemiskinan di Jakarta. (Antara Foto)

PRIORITAS, 25/7/25 (Jakarta): Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan jumlah penduduk miskin di Ibu Kota per Maret 2025 mencapai 464,87 ribu orang, meningkat 15,8 ribu dibandingkan data September 2024 yang tercatat sebanyak 449,07 ribu orang.

“Jumlah penduduk miskin sebesar 464,87 ribu orang, naik 15,8 ribu orang untuk posisi di Maret 2025 terhadap September 2024 yang sebesar 449,07 ribu orang,” ucap Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin dalam Rilis Berita Resmi Statistik DKI Jakarta Juli 2025 di Jakarta, Jumat (25/7/25).

Tingkat kemiskinan di Jakarta per Maret 2025 tercatat sebesar 4,28 persen, mengalami kenaikan 0,14 persen dibandingkan September 2024 yang berada di angka 4,14 persen. Namun, jika dibandingkan dengan Maret 2024, terjadi penurunan tipis sebesar 0,02 persen dari 4,3 persen menjadi 4,28 persen, menurut data BPS DKI Jakarta.

Ketiga terendah secara tingkat nasional

Kendati demikian, DKI Jakarta menempati posisi ketiga terendah dalam hal tingkat kemiskinan secara nasional, setelah Bali dan Kalimantan Selatan. Adapun tingkat kemiskinan nasional tercatat sebesar 8,47 persen, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 23,85 juta jiwa.

“Untuk angka kemiskinan perkotaan, dari 39 provinsi di Indonesia, sebanyak 21 provinsi mengalami peningkatan tingkat kemiskinan. dan kenaikan (kemiskinan) Jakarta 0,14 persen,” imbuhnya.

BPS DKI juga mencatat sejumlah faktor yang mempengaruhi angka kemiskinan DKI Jakarta, salah satunya jumlah pekerja informal yang meningkat pada Februari 2025.

Persentase pekerja

Persentase pekerja di sektor informal meningkat sebesar 1,89 poin persentase menjadi 37,95 persen pada Februari 2025, naik dari 36,06 persen di Februari 2024. Sebaliknya, proporsi penduduk yang bekerja di sektor formal menurun dengan besaran yang sama dalam periode tersebut.

Selain itu, tren inflasi yang terus naik sejak Oktober hingga Desember 2024 turut memberi dampak signifikan. Pada Maret 2025, inflasi di Jakarta tercatat sebesar 2,00 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,65 persen.

Kenaikan harga pangan akibat datangnya bulan Ramadhan mendorong inflasi bulanan (m-to-m) hingga 2,00 persen pada Maret 2025. Kondisi ini memperlemah daya beli kelompok rentan dan berdampak pada penurunan rata-rata konsumsi masyarakat miskin. (P-*r/Zamir Ambia)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x