Tonton Youtube BP

BKSDA: Kawasan Gunung Lokon bukan untuk wisata

Deky Geruh
30 Sep 2025 12:54
Daerah 0 23
3 minutes reading

PRIORITAS, 30/09/25 (Tomohon) : Peruntukan kawasan Cagar Alam (CA) Gunung Lokon ternyata bukan untuk kegiatan pariwisata, namun sebagai lokasi penelitian dan pendidikan.

Hal itu terungkap ketika Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia melaksanakan sosialisasi mitigasi bencana geologi di Kota Tomohon.

Kegiatan yang merupakan kali kedua ini, bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akibat bencana geologi.

Narasumber pada sosialisasi yang berlangsung Senin (29/9/2025) ini adalah Tim Kerja Gunungapi Bandung Elfrita Andriany Saragih, Tim Gerakan Tanah Donny Mamahit, PGA Lokon oleh Armando Mangule dan BKSDA, Hendrieks Rundengan.

Kegiatan dibuka Kepala Balai Pemantauan Gunungapi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku, Juliana DJ Rumambi.

Dalam sambutannya Rumambi menyampaikan maksud sosialisasi sebagai sarana meningkatkan kesadaran masyarakat serta seluruh stakeholder akan pentingnya mitigasi bencana geologi.

Khusus kegiatan kali ini, kata dia, merupakan kerjasama antara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BKSDA Sulut untuk pembangunan dan modernisasi peralatan mitigasi di Kawasan Cagar Alam Gunung Lokon.

Dikatakan Rumambi, tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian mitigasi agar dapat bertindak secara profesional optimal, efektif dan efisien dalam pelaksanaan mitigasi bencana geologi sesuai SOP.

“Karena Sulawesi Utara dan Maluku Utara berada pada wilayah 4 matra bencana geologi yaitu erupsi gunung api, gerakan tanah, gempa bumi dan tsunami, sehingga perlu diketahui apa saja ancaman atau dampak yang akan terjadi apabila ke empat matra tersebut terjadi di wilayah kita ” sebut Rumambi.

Karena itu Bagian Rumambi minta dukungan pada pihak Koramil dan Polres Tomohon untuk menjaga peralatan-peralatan yang terpasang dan tersebar di beberapa stasiun di Gunung Lokon dan Gunung Mahawu.

“Kalau peralatan ini hilang diambil orang, tentu Badan Geologi tidak dapat memantau aktifitas Gunung Lokon dan Mahawu secara maksimal,” tutur Kepala Balai Juliana Rumambi.

Gunung Lokon bukan untuk wisata
Sementara Kepala Seksi KSDA Wilayah I Sulut Hendrieks Rundengan mengatakan, Cagar Alam Gunung Lokon yang memiliki luas sekira 720 hektare terletak di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, merupakan salah satu kawasan konservasi tertua di Indonesia.

Menurut dia, sejak zaman Belanda di tahun 1919, kawasan ini sudah ditunjuk sebagai Nature Resource dan telah ditetapkan sebagai kawasan hutan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:109/Kpts-Il/2003 tanggal 27 Maret2003 tentang Penetapan Kelompok Hutan GunungLokon.

Selanjutnya dipertegas kembali melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.734/Menhut- 11/2014 tanggal 2September 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Utara.

Secara aturan kata Rundengan, Cagar Alam Gunung Lokon bukan untuk kegiatan wisata.
“Salah satu kegiatannya adalah penelitian dan pendidikan bukan untuk kegiatan pendakian,” tandas Rundengan seperti dikutip dari mileniumtimes.com.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri Staf Ahli Wali Kota Tomohon, Ronny Kalesaran, Dan Ramil Tomohon Kapten Infanteri Isyam Jambi, Kabag Ops Polres Tomohon AKP Constantein Samuri, Kasi Intel Kejari Tomohon Ivan Roring dan Basarnas Berty Kowaas serta berbagai stakeholder.(P-r*/dg)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x