25.1 C
Jakarta
Wednesday, June 18, 2025

    Bank Dunia revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9 ke lima persen

    Terkait

    PRIORITAS, 24/6/24 (Jakarta): Berdasarkan kajian terbarunya, Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 menjadi lima persen dibandingkan angka sebelumnya sebesar 4,9 persen.

    “Ke depannya, perekonomian diperkirakan akan memperoleh manfaat dari peningkatan konsumsi masyarakat dan investasi, tetapi akan menghadapi hambatan, terutama memburuknya kondisi perdagangan,” kata ekonom senior di Bank Dunia, Wael Mansour terkait “Laporan Prospek Perekonomian Indonesia edisi Juni 2024” kepada media di Jakarta, Senin (24/6/24), seperti dilansir ANTARA.

    Selain itu, Bank Dunia juga merevisi naik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 5,1 persen dari perkiraan sebelumnya 4,9 persen. Juga pada 2026 menjadi 5,1 persen dari proyeksi sebelumnya lima persen.

    Didukung peningkatan konsumsi masyarakat

    Selanjutnya dalam laporan terbarunya, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia rata-rata mencapai 5,1 persen selama periode 2024-2026, didukung peningkatan konsumsi masyarakat.

    Di bagian lain, Wael menuturkan, konsumsi akan terus mendorong pertumbuhan seiring program belanja sosial pemerintahan mendatang. Dengan meningkatnya belanja sosial dan investasi publik, defisit fiskal diperkirakan akan lebih tinggi, tetapi tetap dalam batas tiga persen.

    Kemudian dia juga mengatakan pengaruh eksternal diperkirakan akan penuh tantangan karena lambatnya pemulihan perdagangan dan pembiayaan global. Selain itu, defisit transaksi berjalan diproyeksikan melebar secara bertahap dan mencapai 1,6 persen PDB pada 2026, karena harga komoditas lebih rendah serta ketidakpastian global menghambat ekspor.

    Disebutnya, prospek tersebut membuat suku bunga tinggi sehingga membebani biaya pinjaman dan memperketat akses terhadap pembiayaan eksternal. “Ini akan meningkatkan biaya pembayaran utang pemerintah,” kata dia.

    Wael Mansour mengatakan, konflik bersenjata atau ketidakpastian geopolitik dapat mengakibatkan penurunan nilai tukar lebih tajam sehingga pendapatan tergerus dan posisi fiskal lebih ketat. (P-ANT/BST/jr) — foto ilustrasi istimewa

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini