PRIORITAS, 9/7/24 (Wamena): Ritual Bakar Batu di Papua Pegunungan merupakan warisan nenek moyang yang menjadi simbol perdamaian.
“Ritual Bakar Batu ini merupakan simbol perdamaian yang sangat membanggakan bagi saya. Saya bangga sebagai bagian dari warga Papua,” ujar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar di Papua.
Pernyataan Mendes PDTT itu disampaikan usai mengikuti Ritual Bakar Batu di Distrik Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pada Rabu (17/7/24).
Menurut dia, ritual Bakar Batu menjadi simbol perdamaian, karena dalam kegiatan itu semua pihak dikumpulkan, termasuk korban dan pelaku konflik guna membicarakan inti permasalahan dan mencari solusi.
Di tengah prosesi Bakar Batu itu, Gus Halim menyempatkan diri untuk merekam video blog (vlog) yang menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan itu. Dia juga menyapa sahabat desa secara luas saat bersama puluhan warga lokal setempat.
“Sahabat desa, saya sedang menyaksikan proses yang sangat menarik dan terkenal di Papua, yaitu Bakar Batu. Di sini, ada bakar daging sapi, ayam, dan singkong. Salam dari Wamena,” ucapnya.
Gus Halim menuturkan bahwa ritual Bakar Batu sangat menarik dan harus terus dilestarikan agar warisan nenek moyang tidak hilang seiring waktu. Dalam proses Bakar Batu diketahui masyarakat terlibat dengan tugas masing-masing. Ada yang membawa sayur-sayuran, rumput, batu, serta menyiapkan lubang. (P-/ANT/wr)— foto ilustrasi istimewa