Tonton Youtube BP

AS kirim kapal induk USS Gerald Ford bersiap serangan ke Venezuela

Jeffry Wuisan
25 Oct 2025 14:24
5 minutes reading

PRIORITAS, 25/10/25 (Washington): Militer Amerika Serikat (AS) diperkirakan paling cepat akan melakukan serangan ke Venezuela pekan depan. Hari ini AS telah mengerahkan kapal induk terbesar dan tercanggih di dunia, USS Gerald R Ford (CVN-78) ke wilayah tersebut.

Menurut sejumlah sumber, pemerintahan Presiden AS Donald Trump dilaporkan sangat serius mempertimbangkan operasi militer di dalam Venezuela, untuk menghancurkan fasilitas dan rute kokain yang digunakan pengedar narkoba.

Presiden AS Donald Trump juga dikabarkan tidak akan meminta izin Kongres (parlemen AS) untuk melakukan serangan membunuh para tersangka pengedar narkoba di Venezuela tersebut.

Hal ini menandai eskalasi lain dari perang yang sedang terjadi dengan kartel di Amerika Selatan.

“Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, telah menugaskan kapal induk USS Gerald R. Ford dan pengawalnya ke Komando Selatan AS (USSOUTHCOM),  untuk mendukung upaya pemberantasan narkoba yang sedang dilakukan pemerintahan Trump”, kata juru bicara Pentagon, Sean Parnell, seperti dikutip Beritaprioritas.com hari Sabtu (25/10/25).

Parnell menyebut peningkatan kehadiran pasukan AS di laut Karibia dekat Venezuela,  akan memperkuat kapasitas AS untuk mendeteksi, memantau, dan menghentikan pelaku dan aktivitas ilegal, yang membahayakan keselamatan dan kesejahteraan tanah air Amerika Serikat.

“Pasukan ini akan meningkatkan dan memperkuat kemampuan yang ada untuk menghentikan perdagangan narkotika serta melemahkan dan membubarkan TCO,” tulis Parnell di X lapor USNI News,

Grup serang 12

Kapal induk USS Ford berangkat dari pelabuhan Split, di Kroasia. Kapal tersebut akan membutuhkan setidaknya satu minggu untuk berlayar melintasi Atlantik dan mencapai laut Karibia.

Grup Serang 12 Kapal Induk Ford biasanya diikuti kapal penghancur (destroyer) berpeluru kendali USS Winston S. Churchill (DDG-81), yang beroperasi sebagai komandan pertahanan udara, di samping kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bainbridge (DDG-96).

Helikopter CH-53 Super Stallions dari VMM-263 mendarat di dek penerbangan USS Iwo Jima (LHD 7) di Laut Karibia saat pasukan AS bersiap menyerang Venezuela.(usnavy).

Selain itu, ikut serta kapal perusak berpeluru kendali Aegis USS Mahan (DDG-72), kapal perusak berpeluru kendali USS Mitscher (DDG-57), dan destroyer berpeluru kendali USS Forrest Sherman (DDG-98) yang membentuk Skuadron Perusak 2. Sayap Udara Kapal Induk 8 diangkut dengan Ford.

Belum jelas kapal perusak mana yang akan melakukan perjalanan bersama kapal induk Ford ke SOUTHCOM, ungkap seorang sumber yang mengetahui pergerakan tersebut.

Pada hari Senin, USS Forrest Sherman (DDG-98) diketahui sedang beroperasi di Laut Merah dan USS Mitscher (DDG-57) berada di Laut Arab, yang beroperasi secara independen dari kelompok penyerang.

Perintah pengiriman kapal Induk USS Gerald Ford dan kelompoknya tersebut, dikeluarkan di tengah kampanye pemerintahan Trump,  yang gencar melawan organisasi kriminal transnasional.

Saat ini sudah ada delapan kapal perang berpeluru kendali AS di perairan Karibia, termasuk sebuah kapal selam nuklir. Unit Ekspedisi Marinir ke-22 juga turut serta.

Aset Angkatan Udara AS juga telah dikirim ke Puerto Riko, termasuk 10 pesawat tempur F-35 Lighting II Joint Strike Fighters.

Data pelacakan penerbangan minggu ini juga menunjukkan pesawat pengebom B-1B beroperasi di atas Karibia dekat pantai Venezuela.

Operasi bela diri

Sejak September 2025, pasukan militer AS telah menenggelamkan sepuluh kapal yang diduga sebagai kapal narkotika dari Venezuela di laut Karibia dan Pasifik Timur, serta menewaskan sedikitnya 43 orang.

Pemerintahan Trump hanya memberikan sedikit justifikasi hukum atas serangan tersebut.

Pemerintah AS menggambarkan serangan tersebut sebagai operasi bela diri militer berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 AS.

Baik anggota parlemen dari Partai Demokrat maupun Republik telah mempertanyakan legalitas serangan tersebut.

Awal bulan ini, The New York Times melaporkan pemerintahan Trump memberi tahu Kongres AS menyebut mereka yang diduga menyelundupkan narkoba sebagai pelanggar hukum.

Mengutip memo kepada anggota parlemen, surat kabar tersebut mengatakan pemerintah menganggap kartel narkoba tersebut terlibat dalam serangan bersenjata terhadap Amerika Serikat.

Meski pemerintah AS sudah mempertimbangkan beberapa operasi militer ke Venezuela, tetapi belum mengesampingkan opsi diplomatik sebagai alternatif.

Rencana potensial untuk menyerang Venezuela dikhawatrikan dapat meluas menjadi perang regional.

Presiden AS Trump mengakui tidak akan meminta izin dari Kongres untuk kampanye militer yang menyasar rezim-rezim Amerika Selatan,  yang ia klaim memicu epidemi narkoba di Amerika Serikat.

“Saya rasa kita tidak akan meminta deklarasi perang. Saya rasa kita hanya akan membunuh orang-orang yang membawa narkoba ke negara kita, oke? Kita akan membunuh mereka,” kata Trump dalam diskusi panel di Gedung Putih dengan para pejabat pemerintahan.

Geng Tren de Aragua

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), menyebut Venezuela bukanlah negara penghasil kokain utama. Hampir semua tanaman koka berada di Bolivia, Peru, dan Kolombia.

Dugaan kuat narkoba yang masuk ke AS dari tiga negara itu dipasok geng Tren de Aragua di Venezuela.

Pemerintahan Trump berupaya menghubungkan rezim Nicholas Maduro dengan perdagangan narkoba, serta geng Tren de Aragua, meskipun ada laporan dari badan intelijen yang membantah adanya hubungan antara kelompok tersebut dan pemerintahan Maduro.

Minggu lalu, Trump mengatakan ia memberi wewenang kepada CIA untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela, dengan mengklaim pemerintahan Maduro mengosongkan penjara mereka ke Amerika Serikat dan membanjiri AS dengan narkoba.

Presiden Venezuela, Maduro menyerukan perdamaian. Ia menyampaikan permohonan dalam bahasa Inggris dan Spanyol untuk mencegah “perang gila” di wilayah tersebut.

Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez, menuduh pemerintahan Trump mencoba memaksakan perubahan rezim di negaranya.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x