28.6 C
Jakarta
Monday, June 23, 2025

    AS ancam serangan lebih dahsyat ke Iran

    Terkait

    PRIORITAS, 22/6/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengancam akan melakukan serangan lebih dahsyat lagi ke Iran, jika negara tersebut masih keras kepala tak mau menyerah untuk berdamai.

    Ancaman Trump ini dikemukakan, menyusul serangan pesawat pembom strategis AS, B-2 Spirit  ke tiga situs nuklir utama Iran, hari Minggu pagi.

    “Ingat – masih banyak target yang tersisa. Jika perdamaian tidak segera datang, kami juga akan menyerang target yang tersisa, secara tepat, dan cepat. Sebagian besar target dapat dihancurkan dalam hitungan menit”, tegas Trump di Washington DC, seperti dikutip Beritaprioritas dari media Ynetnews, hari Minggu (22/6/25).

    Dalam pidatonya setelah serangan militer AS terhadap sejumlah fasilitas nuklir di Iran, Trump  menekankan situasi saat ini tidak dapat terus berlanjut.

    “Akan ada perdamaian – atau Iran menghadapi tragedi yang jauh lebih besar daripada yang telah kita lihat dalam beberapa hari terakhir,” katanya.

    Iran pengganggu

    Presiden AS mengungkapkan,  Iran adalah pengganggu stabilitas di Timur Tengah, sehingga sudah sepantasnya harus diberi pelajaran.

    “Iran, pengganggu Timur Tengah. Serangan berikutnya akan jauh lebih besar dan lebih mudah”, ujar Trump.

    Menurut Trump selama 40 tahun, Iran telah meneriakkan ‘Matilah Amerika, Matilah Israel.’

    Iran juga dituduh telah membunuh rakyat AS dengan bom pinggir jalan.

    “Itu keahlian mereka. Kami kehilangan lebih dari 1.000 orang, dan ratusan ribu orang di seluruh Timur Tengah dan dunia terbunuh sebagai akibat langsung dari kebencian mereka”, papar Presiden AS.

    Presiden Trump mengakui memerintahkan militer AS untuk menghancurkan tiga situs nuklir utama Iran, tempat pengayaan bahan uranium untuk pembuatan bom nuklir.

    Trump menegaskan serangan AS itu hanyalah awal dan mengindikasikan kemungkinan serangan lanjutan terhadap target strategis lainnya di Iran.

    Eskalasi berbahaya

    Meski serangan AS ke Iran itu disebut sebagai bentuk dukungan terhadap Israel, langkah tersebut dipandang banyak pihak sebagai eskalasi berbahaya, yang berpotensi memicu perang regional.

    Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyebut serangan militer AS ke Iran sebagai eskalasi yang sangat berbahaya.

    “Ini adalah ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” tulis Guterres dalam pernyataan yang dibagikan melalui media sosial X.

    Ia juga memperingatkan risiko konflik yang tidak terkendali, kini semakin besar dan dapat membawa konsekuensi buruk bagi rakyat sipil, kawasan Timur Tengah, dan dunia secara luas.

    Guterres menyerukan kepada semua negara anggota PBB, untuk mengutamakan deeskalasi serta memenuhi kewajiban mereka, berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional.

    Bom penghancur bunker

    Serangan militer AS ke Iran dilakukan menyusul permintaan dari Israel, yang sebelumnya telah meluncurkan serangan udara ke berbagai fasilitas pengayaan uranium milik Iran, sejak Jumat (13/6/2025) lalu.

    Enam Pesawat siluman pembom strategis AS, B-2 Spirit, meluncurkan 12 bom dahsyat penghancur bunker bawah tanah ke situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.

    Situs nuklir Fordow berada sekitar 90 meter di dalam tanah. Begitupun dengan Natanz dan Isfahan, juga berada di dalam tanah meski tidak sedalam Fordow.

    Militer AS juga dikabarkan melibatkan kapal selam nuklirnya di laut tengah, dengan menembakkan sejumlah rudal Tomahawk ke situs-situs nuklir Iran tersebut.

    Presiden AS menegaskan, keputusan menyerang Iran diambil demi melemahkan ancaman nuklir dari negara yang dianggapnya sebagai musuh utama stabilitas regional.

    Hingga saat ini, Iran belum memberikan respon penuh terhadap serangan AS, meski telah menembakkan puluhan rudal balistik ke wilayah Israel.

    Iran sebelumnya telah memperingatkan agar Washington tidak ikut campur, dan menyebut bahwa intervensi militer dari AS akan dianggap sebagai tindakan permusuhan yang memicu perang besar.

    Para pengamat militer memperkirakan jika Iran memutuskan untuk membalas serangan AS secara langsung, perang terbuka tidak dapat dihindari. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini