Tonton Youtube BP

Amoeba pemakan otak bunuh 19 orang di Kerala

Jeffry Wuisan
17 Sep 2025 20:55
4 minutes reading

PRIORITAS, 17/9/25 (New Delhi): Infeksi Amoeba pemakan otak telah membunuh sebanyak 19 orang di Kerala, India. Mereka terinfeksi setelah berenang atau mandi di air tawar yang tergenang seperti kolam dan danau.

Otoritas kesehatan Kerala meningkatkan kewaspadaan setelah lonjakan kasus Primary Amoebic Meningoencephalitis  (PAM), infeksi otak dengan tingkat kematian yang tinggi.

Infeksi ini disebabkan Naegleria fowleri, yang umumnya dikenal sebagai ‘amuba pemakan otak’.

“Tahun ini, Kerala telah mencatat 61 kasus PAM terkonfirmasi dan 19 kematian, dengan banyak kematian ini dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir”, kata Menteri Kesehatan Negara Bagian, Veena George, seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Rabu (17/9/25).

Ia mengatakan Kerala sedang menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang serius.

Infeksi yang sebelumnya terkait dengan klaster di distrik seperti Kozhikode dan Malappuram, kini muncul secara sporadis di seluruh negara bagian.

Pasien yang terkena,  dari bayi berusia tiga bulan hingga lansia berusia 91 tahun.

“Tidak seperti tahun lalu, kami tidak melihat klaster yang terkait dengan satu sumber air. Ini adalah kasus tunggal dan terisolasi, dan ini telah mempersulit investigasi epidemiologi kami,” ujar Menteri Kesehatan.

Jaringan otak hancur

Menurut dokumen pemerintah Kerala, infeksi Amoeba memengaruhi sistem saraf pusat. Infeksi ini menghancurkan jaringan otak, menyebabkan pembengkakan otak parah dan kematian pada sebagian besar kasus.

“Infeksi itu jarang terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda yang sehat,” demikian bunyi dokumen tersebut.

Dokumen tersebut menandai air tawar hangat, terutama yang stagnan, sebagai pembawa amuba pemakan otak. “Portal masuk amuba adalah melalui mukosa olfaktorius dan lempeng cribiformis di hidung,” katanya.

Namun konsumsi air terkontaminasi secara oral tidak berhubungan dengan penyakit simtomatik.

Hal ini membuat mereka yang berenang, menyelam, atau mandi di air yang terkontaminasi ameba ini, berisiko tinggi terinfeksi.

Dokumen tersebut juga menyoroti bagaimana pemanasan global meningkatkan risiko.

Perubahan iklim yang meningkatkan suhu air dan panas yang mendorong lebih banyak orang menggunakan air untuk rekreasi kemungkinan akan meningkatkan risiko penularan patogen ini.

Gejala infeksi

Infeksi Amoeba memiliki angka kematian yang sangat tinggi, terutama karena sulit didiagnosis.

Gejala orang yang terkena infeksi itu,  mirip dengan meningitis bakterial—sakit kepala, demam, mual, dan muntah.

“Pada saat penyebab meningitis lain yang lebih umum disingkirkan dan diagnosis PAM dipertimbangkan, seringkali sudah terlambat untuk menyelamatkan pasien dari edema serebral yang berkembang dengan cepat dan menyebabkan kematian,” jelas dokumen tersebut, seperti dilaporkan NDTV.

Kebanyakan pasien datang berobat dengan tanda atau gejala yang mengindikasikan keterlibatan sistem saraf pusat.

Infeksi Amoeba lebih umum terjadi selama bulan-bulan yang lebih hangat dan di antara orang-orang yang memiliki riwayat berenang, menyelam, dan mandi di air tawar hangat yang umumnya stagnan atau tidak terjadi pergantian air.

Gejalanya dapat muncul antara satu hingga sembilan hari, dan onset akutnya dapat terjadi dalam hitungan jam hingga 1-2 hari.

“Jalur neuro-olfaktorius memberi N.fowleri akses cepat ke otak dan mengakibatkan gangguan respons imun adaptif, yang menyebabkan perjalanan penyakit yang sangat cepat,” demikian menurut laporan tersebut.

Cara pengobatan

Hampir semua penyintas infeksi Amoeba dalam enam dekade terakhir didiagnosis pada tahap pra-serebral.

Hal ini menunjukkan diagnosis dini dan pemberian koktail antimikroba yang tepat waktu,  dapat menyelamatkan nyawa. Jadi deteksi dini adalah kuncinya.

“Kelangkaan penyakit ini, keterlambatan diagnosis, perjalanan klinis yang cepat, dan kesulitan dalam membuat diagnosis cepat telah menghambat evaluasi regimen obat,” jelas dokumen tersebut.

Secara teori, rejimen obat terbaik harus mencakup obat amebisidal (atau kombinasi obat) dengan aktivitas in vitro yang baik yang mampu melewati sawar darah-otak.

Hindari kolam tergenang

Pemerintah Kerala telah meminta masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis, jika mereka mengalami gejala yang mirip dengan infeksi Amoeba setelah terpapar air yang tergenang.

Kerala melaporkan kasus infeksi Amoeba pertamanya pada tahun 2016, dan hingga tahun 2023, negara bagian tersebut hanya melaporkan delapan kasus terkonfirmasi.

Namun, tahun lalu terjadi lonjakan besar – 36 kasus dan sembilan kematian. Dan tahun ini, 69 kasus dan 19 kematian telah dilaporkan. Ini lonjakan hampir 100 persen.

Masyarakat diimbau untuk menghindari berenang atau mandi di sumber air tawar yang tidak diolah atau tergenang seperti kolam yang tidak mengalir dengan baik dan danau buatan.

Pembersihan serta pemberian zat klorin (klorinasi) yang tepat disarankan untuk sumur dan tangki air.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x