Tonton Youtube BP

Penjualan mobil listrik di AS diperkirakan merosot hingga 60 persen pada Oktober

Zamir Ambia
28 Oct 2025 18:27
2 minutes reading

PRIORITAS, 28/10/25 (Jakarta): Penjualan mobil listrik (EV) di Amerika Serikat (AS) diprediksi merosot tajam setelah pemerintah menghentikan subsidi sebesar 7.500 dolar AS (sekitar Rp124,5 juta). Tanpa dukungan insentif tersebut, harga EV kini dianggap terlalu tinggi dan kurang menarik bagi konsumen.

Berdasarkan riset J.D. Power bersama GlobalData yang dikutip dari Carscoops, Selasa (28/10/25), penjualan ritel EV pada Oktober 2025 diperkirakan hanya mencapai 54.673 unit, turun 43,1 persen dari periode yang sama tahun lalu (96.085 unit). Pangsa pasar EV juga menyusut signifikan, dari 8,5 persen menjadi 5,2 persen.

Dibandingkan September 2025, penurunan ini jauh lebih dalam. Pada bulan sebelumnya, EV mencetak rekor dengan 12,9 persen pangsa pasar atau 136.211 unit. Dengan demikian, penjualan Oktober berpotensi anjlok hampir 60 persen hanya dalam waktu satu bulan.

“Industri otomotif sedang mengalami penyesuaian besar di segmen kendaraan listrik. Koreksi pasar ini menunjukkan bahwa konsumen masih ingin punya pilihan jenis mesin yang beragam,” ucap analis J.D. Power, Tyson Jominy.

Menurunkan harga kendaraan

Sejumlah produsen seperti Hyundai, GM, serta Tesla berusaha meredam dampak berakhirnya subsidi dengan menurunkan harga kendaraan atau menghadirkan varian yang lebih terjangkau.

Tanpa strategi tersebut, penurunan penjualan diyakini bisa jauh lebih besar. Kendati demikian, para eksekutif industri otomotif tetap yakin pasar EV akan kembali pulih dan mengalami pertumbuhan secara bertahap.

Riset tersebut juga mengungkap harga rata-rata mobil baru kini naik menjadi sekitar 46.057 dolar AS (Rp764,8 juta), meningkat sekitar 1.000 dolar dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata insentif per unit turun menjadi 2.674 dolar AS atau Rp44,4 juta, setara lima persen dari harga jual.

Penurunan insentif ini sebagian besar disebabkan menurunnya penjualan mobil listrik, yang umumnya mendapat potongan lebih besar dari produsen.

Rata-rata potongan harga untuk EV mencapai 13.161 dolar AS (Rp218,5 juta) karena pabrikan berusaha menutupi hilangnya kredit pajak. Sebaliknya, diskon mobil konvensional turun menjadi 2.423 dolar AS (Rp40,2 juta), kondisi yang justru memperbesar margin keuntungan meskipun permintaan EV sedang lesu. (P-Zamir)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x