Tonton Youtube BP

Pernyataan Trump isyaratkan penurunan lanjutan harga emas global

Zamir Ambia
28 Oct 2025 13:43
2 minutes reading

PRIORITAS, 28/10/25 (Jakarta): Harga emas global kembali mengalami tekanan pada Selasa siang (28/10/25). Pelemahan ini terjadi karena meningkatnya keyakinan terhadap tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, sehingga para investor mulai meninggalkan aset aman (safe haven) seperti emas.

Meski demikian, keputusan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral besar dunia pada pekan ini juga akan menjadi faktor penting dalam menentukan apakah harga emas akan terus turun atau justru berbalik menguat.

Mengutip data Reuters, harga emas spot melemah 0,2 persen ke level US$ 3.974,66 per troi ons pada pukul 12.25 WIB, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 10 Oktober 2025 pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember 2025 turun 0,8 persen ke posisi US$ 3.989,10 per troi ons.

Kepala analis pasar KCM Trade, Tim Waterer, menilai mencairnya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) serta China telah menekan minat investor untuk membeli aset safe haven seperti emas.

Ia menjelaskan, jika pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pekan ini berujung pada kesepakatan positif, maka tekanan terhadap harga emas kemungkinan besar akan berlanjut. Sebaliknya, jika The Fed memberikan sinyal dovish serta memangkas suku bunga, penurunan harga emas bisa tertahan.

Sebelumnya, Trump menyatakan keyakinannya, kesepakatan dagang dengan China akan segera tercapai, yang dapat menjadi pertanda negatif bagi para investor emas.

Harga emas naik 53 persen

Sepanjang tahun 2025, harga emas telah naik sekitar 53 persen dan sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah di level US$ 4.381,21 per troi ons pada 20 Oktober 2025. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik, harapan terhadap penurunan suku bunga, serta aksi pembelian besar dari sejumlah bank sentral dunia.

Mengutip laporan Kitco, analis senior Trade Nation, David Morrison, menilai harga emas masih berisiko mengalami koreksi lebih dalam karena momentum teknikal telah berbalik arah. Ia menyebut, emas perlu kembali menembus level US$ 4.100 per troi ons agar dapat mengembalikan tren kenaikan.

Sementara itu, Kepala Riset Capitalight, Chantelle Schieven, berpendapat pelemahan ini masih termasuk wajar dan merupakan bagian dari tren kenaikan jangka panjang.

“Penurunan ini merupakan fase konsolidasi, bukan pembalikan tren. Faktor fundamental seperti ketidakpastian ekonomi global dan arah kebijakan moneter masih menjadi penopang utama harga emas,” tuturnya. (P-Zamir)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x