Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.(Dok/rri.co.id)PRIORITAS, 28/10/25 (Jakarta): Kamboja bukan tempat aman untuk pekerja migran Indonesia. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar. Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Selasa (28/10/25).
“Kita terus mengampanyekan dan menyosialisasikan bahwa Kamboja bukan tempat aman untuk pekerja. Buat pekerja migran kita. Kementerian P2MI sudah berkali-kali membuat rilis bahwa Kamboja bukan tempat tujuan untuk pekerja migran, karena belum ada sistem yang menjadi bagian dari perlindungan utama,” tegas Cak Imin di Jakarta Pusat, Senin (27/10/25) seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Untuk WNI yang sudah terlanjur berada di negara itu, Imin meminta untuk berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat. Ia mengatakan KBRI siap membuka diri untuk menerima laporan dari WNI.
Sesuai data, ada lebih dari 100 ribu warga negara Indonesia yang kini bekerja di Kamboja.
“Baik yang bekerja di sektor tertentu maupun yang men-support makanannya, konsumsi hariannya, Makanya di sana ada Soto Lamongan, ada Rujak Cingur, ada Pecel Madiun. Ada di sana. Sehingga 100 ribu itu termasuk supporting dari pekerja kita, karena itu ini KBRI terus berkoordinasi agar warga kita di sana tidak menjadi korban dari trafficking,” katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya, sebanyak 86 warga negara Indonesia ditangkap kepolisian Kamboja usai berontak dan melarikan diri dari perusahaan penipuan daring atau online scam di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal.
Menurut direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan peristiwa kerusuhan tersebut terjadi pada 17 Oktober lalu.
Dikatakan Judha dari 86 WNI yang diamankan kepolisian, empat di antaranya ditahan otoritas. Berdasarkan hasil penyelidikan, mereka diduga melakukan kekerasan terhadap sesama WNI. (P-*r/am)
No Comments