27.1 C
Jakarta
Sunday, August 3, 2025

    Badak-badak Afrika disuntik cairan nuklir untuk deteksi pencurian cula

    Terkait

    PRIORITAS, 2/8/25 (Mokopane): Pemerintah dan ahli fauna Afrika Selatan menyuntikkan cula (tanduk) badak dengan isotop radioaktif nuklir, untuk mencegah perdagangan ilegal.

    Seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Sabtu (2/8/25), tindakan ini bagian dari kampanye antiperburuan liar.

    Universitas Witwatersrand, bersama para pejabat energi nuklir dan konservasionis, memulai proyek massal tersebut pada hari Kamis, 31 Juli 2025, dengan lima badak menerima suntikan isotop nuklir yang tidak berbahaya.

    Isotop ini dirancang agar dapat dideteksi petugas bea cukai, ketika ada cula yang tersimpan atau sengaja diselundupkan, saat melewati pemeriksaan di bandar udara atau pelabuhan laut.

    Universitas berharap ini menandai dimulainya program penyuntikan massal untuk populasi badak nasional di Afrika yang terus menurun.

    Tahun lalu, sekitar 20 badak di sebuah suaka margasatwa disuntik dengan isotop nuklir, sebagai bagian dari uji coba awal yang membuka jalan bagi peluncuran lanjutan.

    Isotop radioaktif nuklir, bahkan pada tingkat rendah, dapat dikenali detektor radiasi di bandara dan perbatasan, yang dapat membantu menangkap pemburu liar dan penyelundup.

    Tidak berbahaya

    Para peneliti di Unit Fisika Radiasi dan Kesehatan Witwatersrand, mengatakan pengujian yang dilakukan sepanjang studi percontohan mengonfirmasi bahan radioaktif tersebut tidak berbahaya bagi hewan.

    “Kami telah menunjukkan, tanpa keraguan ilmiah, bahwa proses ini sepenuhnya aman bagi hewan dan efektif dalam membuat cula terdeteksi melalui sistem keamanan nuklir bea cukai internasional,” kata kepala ilmuwan Proyek Rhisotope, profesor James Larkin.

    Menurut dia, tanduk tunggal yang disuntik dengan tingkat radioaktivitas jauh lebih rendah, berhasil memicu alarm pada detektor radiasi.

    Pengujian tersebut juga mengonfirmasi tanduk (cula) badak dapat dideteksi di dalam kontainer pengiriman berukuran 40 kaki.

    Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, sebuah badan konservasi internasional, memperkirakan populasi badak global berjumlah sekitar 500.000 pada awal abad ke-20.

    Tetapi sekarang telah menurun menjadi sekitar 27.000, karena tingginya permintaan cula badak di pasar gelap.

    500 badak dibunuh pertahun

    Afrika Selatan memiliki populasi badak terbesar dengan perkiraan 16.000 ekor, tetapi negara ini mengalami perburuan liar tingkat tinggi dengan sekitar 500 badak dibunuh untuk diambil culanya setiap tahun.

    Pemilik badak swasta dan publik serta otoritas konservasi, telah didesak untuk mendatangi universitas tersebut agar badak mereka disuntik.

    Tidak disebutkan apa nama dan jenis cairan isotop nuklir yang disuntikan kepada badak.

    Namun biasanya isotop nuklir itu, banyak digunakan adalah istotop stabil yang tidak beracun bagi hewan dan memiliki paparan radiasi tidak berbahaya serta waktu paruh (bertahan) tidak terlalu lama.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini