29.3 C
Jakarta
Monday, June 16, 2025

    Sri Mulyani: Jangan panik, defisit APBN bagian dari strategi pemulihan ekonomi

    Terkait

    Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. (Dok/Kemenkeu.go.id)

    PRIORITAS, 30/4/25 (Jakarta): Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Maret 2025 mencapai Rp 104,2 triliun. Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menegaskan, angka ini setara dengan 16,2 persen dari total target defisit tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp616,2 triliun.

    Karena itu, Sri Mulyani menegaskan dalam konferensi pers Kinerja dan Fakta (KiTa) Edisi April 2025 yang digelar di Aula Mezzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/25), masyarakat tidak perlu panik terhadap defisit tersebut. Menurutnya, posisi ini masih sesuai dengan desain awal fiskal negara.

    Sinyal positif

    “APBN 2025 memang dirancang untuk defisit, termasuk keseimbangan primer negatif Rp63,3 triliun, tetapi sampai akhir Maret ini, justru keseimbangan primernya masih surplus Rp17,5 triliun. Ini sinyal yang positif,” kara Menkeu Sri Mulyani.

    Dijelaskan, meskipun terdapat defisit, kinerja APBN tetap terkendali dan sesuai rencana. Bahkan, realisasi penerimaan negara tercatat mencapai Rp516,1 triliun atau 17,2 persen dari pagu yang ditetapkan.

    Disebutkan, jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp400,1 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp115,9 triliun.

    Belanja negara

    Selanjutnya, menurutnya, belanja negara per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari total anggaran belanja tahun ini.

    Ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp413,2 triliun, serta transfer ke daerah Rp207,1 triliun.

    “Defisit ini adalah bagian dari strategi countercyclical untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mempercepat pelaksanaan program pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo,” katanya.

    Indikator fiskal harmonis

    Ditekankannya, Sri Mulyani semua indikator utama fiskal saat ini bergerak harmonis.

    “Pendapatan negara 17,2 petsen, belanja negara 17,1 persen, dan defisit 16,9 persen. Ini menunjukkan keseimbangan yang dijaga dengan baik,” tambahnya.

    Sri Mulyani berharap, dengan kinerja yang masih sesuai jalur ini, masyarakat memahami defisit APBN 2025 ialah bagian dari strategi fiskal yang terukur, bukan sebuah kegagalan anggaran. (P-*r/me)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini