PRIORITAS, 17/4/25 (Jakarta): Merek mobil asal Swedia, Volvo, memiliki sejarah panjang dalam industri otomotif global. Reputasinya dikenal lewat inovasi keselamatan serta desain elegan. Namun di Indonesia, popularitas Volvo masih tertinggal dibanding merek Eropa lain seperti Mercedes-Benz atau BMW. Beberapa faktor menjadi penyebab rendahnya minat konsumen terhadap mobil Volvo di pasar domestik.
Salah satu penyebab utama adalah jaringan diler serta layanan purnajual yang terbatas. Konsumen cenderung memilih merek dengan jaringan servis luas demi kemudahan perawatan. Hingga kini, diler resmi Volvo hanya beroperasi di Jakarta, membuat pemilik di luar ibu kota kesulitan mendapatkan suku cadang maupun servis berkala. Hal ini menjadi pertimbangan besar dalam pembelian mobil mewah.
Harga jual yang tergolong tinggi juga menjadi penghambat. Volvo menghadirkan lini mobil dengan teknologi canggih serta fitur keselamatan premium, namun harga tersebut belum sebanding dengan citra merek di mata konsumen lokal. Brand value Volvo belum cukup kuat membenarkan harga tinggi di tengah persaingan ketat segmen premium.
Gaya desain mobil Volvo juga dianggap kurang atraktif bagi sebagian besar konsumen Indonesia. Meskipun tampil elegan serta minimalis khas Skandinavia, desain tersebut cenderung dianggap “dingin” dan tidak mencolok. Berbeda dengan tren lokal yang lebih menyukai tampilan agresif serta fitur mencolok pada kendaraan.
Minim promosi
Volvo juga minim promosi serta aktivitas pemasaran agresif. Dalam beberapa tahun terakhir, Volvo jarang muncul di iklan TV, media sosial, maupun pameran otomotif besar di Tanah Air. Minimnya eksposur membuat masyarakat kurang familiar, bahkan beberapa mengira Volvo sudah tidak lagi beroperasi di Indonesia.
Persaingan ketat dari merek Jepang dan Jerman menambah tantangan. Merek seperti Toyota dan Honda menawarkan mobil hybrid dengan harga lebih kompetitif. Sementara itu, BMW dan Mercedes-Benz memanfaatkan citra “status sosial” yang kuat, menyasar konsumen mapan perkotaan. Volvo berada di tengah, tanpa keunggulan kuat untuk menyaingi keduanya.
Meski demikian, peluang pertumbuhan tetap ada. Volvo kini mulai memperkenalkan lini mobil listrik di Indonesia, seperti Volvo XC40 Recharge. Jika strategi pemasaran diperkuat serta jaringan diler diperluas, bukan tak mungkin Volvo bisa bangkit di tengah tren elektrifikasi kendaraan. (P-*r/Zamir A)