26.4 C
Jakarta
Thursday, June 19, 2025

    Melangkah dengan Keberanian: Perjalanan Hidup dan Karier Tasya Camilla Hingga Jadi Dosen

    Terkait

    Oleh: Rahma Aulia*) 

    Tasya Camilla atau yang lebih akrab dipanggil Tasya merupakan seorang dosen di Sekolah Vokasi IPB University, tepatnya di Program Studi Komunikasi Digital dan Media. Ia lahir di Kota Surabaya pada 10 Oktober 1998. Lahir di keluarga akademisi dengan latar belakang yang kuat di bidang sains, perjalanan pendidikannya tidaklah mudah. Ayahnya seorang dosen matematika, sementara ibunya adalah dosen biologi, membuat ekspektasi keluarga terhadapnya sangat besar untuk mengikuti jejak mereka di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Namun, meskipun dikelilingi oleh lingkungan yang berfokus pada IPA, ia sudah menunjukkan ketertarikan yang berbeda dari keluarganya. Ia memiliki passion yang besar terhadap dunia media, menulis, dan seni komunikasi.

    Perjalanan pendidikan

    Tasya memulai pendidikannya di SD Lukmana Hakim, sebuah sekolah dasar yang membentuk dasar pengetahuan dan keterampilan awalnya. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, ia melanjutkan ke SMP dan memilih untuk mondok di Al-Izzah Boarding School yang terletak di Kota Batu. Pengalaman mondok ini memberinya banyak pelajaran berharga, terutama dalam hal kedisiplinan dan kedewasaan. Namun, pada masa itu, ia mulai memikirkan masa depannya dan memutuskan untuk tidak melanjutkan mondok di pesantren. Salah satu alasan utama adalah keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya universitas. Ia merasa bahwa dengan pindah ke sekolah negeri, proses mencari universitas yang tepat akan lebih mudah dan fleksibel. Hal tersebut juga dilatarbelakangi dengan keluarga yang dominan di bidang akademis yang ingin mengarahkannya untuk terjun di bidang akademis pula. Alhasil, ia diberhentikan dari mondok dan pindah ke sekolah negeri.

    Tasya pun melanjutkan pendidikan menengahnya di SMAN 2 Surabaya, sebuah sekolah negeri terkemuka yang memberinya kesempatan untuk lebih mengeksplorasi berbagai minat dan bakatnya. Selama masa SMA, ia mulai menonjol dengan hobinya yang menyukai menulis dan berkecimpung dalam dunia media. Salah satu pengalaman yang membekas adalah ketika ia bergabung dengan tim editorial majalah sekolah. Di sinilah, ia menemukan kegembiraannya dalam menulis, mengedit, serta berkarya di dunia yang berhubungan erat dengan kreativitas dan ekspresi diri. Selain itu, ia juga sangat menyukai menonton film, mengedit video, dan mengikuti perkembangan K-pop, yang semakin memperkuat kecintaannya pada dunia hiburan dan media.

    Keinginan untuk berkarier di dunia media menjadi semakin jelas, tetapi tantangan terbesar datang saat ia memutuskan untuk memilih jalur pendidikan di SMA. Di tengah harapan keluarga yang sangat mendukungnya untuk mengikuti jalur IPA, ia memilih untuk mengikuti kata hati dan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Keputusan ini sempat menuai penentangan dari orang tuanya, yang berharap ia mengikuti jejak mereka di bidang sains. Namun, ia tetap merasa yakin bahwa IPS adalah pilihan yang tepat untuknya, mengingat kecintaan dan keinginannya yang kuat untuk berkecimpung di dunia media.

    Ketika akan memasuki kelas 12, ia mulai mempertimbangkan jurusan yang bisa menghubungkan minatnya di dunia media. Keputusan penting ini akhirnya membawanya ke Universitas Brawijaya, di mana ia memilih jurusan Ilmu Komunikasi. Di sini, ia mulai menyadari bahwa dunia media sangat cocok dengan passion-nya. Meskipun pendidikan di jurusan ini lebih fokus pada aspek teori, ia merasa bahwa materi yang diberikan, termasuk sinematografi dan pengambilan gambar, sesuai dengan apa yang diminati dan diinginkan.

    Selama kuliah, Tasya berkesempatan untuk memperdalam keinginannya dengan melakukan magang di dunia industri media. Salah satu momen penting dalam perjalanan kariernya adalah ketika ia diterima untuk magang di TransTV sebagai bagian dari tim kreatif. Di sana, ia ikut menangani beberapa program TV dan juga sempat terlibat dalam beberapa program lainnya seperti Bikin Laper yang tayang di TransTV. Pengalaman magang ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi Tasya.

    Tantangan mulai datang

    Selama magang, ia merasakan langsung tantangan bekerja di dunia industri kreatif, yang jam kerjanya sangat berbeda dari pekerjaan pada umumnya. Seperti halnya anak-anak agensi, pekerjaannya lebih banyak dilakukan pada sore hingga malam hari, dengan suasana yang penuh kreativitas dan brainstorming yang intens. Meski begitu, ia merasa sangat menikmati pekerjaan tersebut. “Saya enjoy banget kerjanya, kerja sama timnya juga seru. Semua proses brainstorming itu sangat menyenangkan, dan saya benar-benar merasa ini adalah dunia yang saya inginkan,” ungkapnya.

    Setelah magang dan menyelesaikan pendidikan S1-nya, ia menghadapi banyak tantangan dalam mencari pekerjaan setelah menyelesaikan kuliah. Meskipun sudah mengirimkan banyak lamaran ke berbagai perusahaan, ia merasa sangat sulit mendapatkan kesempatan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan ia juga merupakan angkatan full Covid, jadi hal tersebut lumayan menjadi kendala baginya. Kondisi ini semakin terasa sulit, terutama dengan ekspektasi orang tua yang lebih mengarah pada jalur akademik.

    Orang tuanya, yang lebih mengutamakan karier akademik, mulai mendorongnya untuk mencoba melanjutkan studi S2. Walaupun ia sempat merasa ragu, ia akhirnya mengikuti saran mereka, dengan harapan bisa membuka lebih banyak peluang di masa depan. Ia pun mencoba berbagai beasiswa, seperti GKS Global Korea Scholarship dan LPDP, meskipun belum berhasil. Namun, meskipun merasa kecewa karena belum berhasil lolos, semangatnya tidak pernah luntur. Ia terus mencoba dan akhirnya berhasil diterima untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Airlangga Surabaya, tempat yang dekat dengan kota kelahirannya, yang membuka peluang baru baginya di masa depan.

    Cerita jadi PNS

    Setelah lulus S2, ia menghadapi tantangan baru. Baru beberapa bulan setelah kelulusan, ternyata ada lowongan CPNS yang dibuka. Saat itu, orang tuanya, seperti biasa, langsung mendorongnya untuk segera mendaftar dan mencoba peruntungan. “Ayo, daftar aja, cepa disiapkan!” begitu saran ibunya.

    Meskipun ia baru saja menyelesaikan kuliah dan masih sibuk menyusun tesis, orang tuanya tetap mendorongnya untuk mengikuti tes CPNS tersebut. Ia merasa belum siap, apalagi waktu itu ia belum mulai mempersiapkan soal-soal CPNS seperti kebanyakan orang yang sudah mulai latihan jauh-jauh hari. “Biasanya orang-orang yang siapin CPNS sudah mulai latihan dan ikut pelatihan jauh sebelum tes dibuka,” pikirnya.

    Namun, karena dorongan kuat dari orang tuanya, ia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran mereka dan mencoba mendaftar meski dengan persiapan yang terbatas. Ternyata, usahanya tidak sia-sia. Alhamdulillah, meskipun baru lulus dan dengan persiapan yang terbatas, Tasya berhasil lolos seleksi CPNS. Keberkahan itu juga dilatarbelakangi oleh dorongan dan doa orang tua yang tak pernah putus.

    Akhirnya jadi Dosen

    Tasya menghadapi tantangan besar saat menjadi dosen, mengingat ia adalah fresh graduate tanpa pengalaman mengajar sebelumnya. Meskipun begitu, ia memiliki banyak inspirasi dari orang tuanya yang sudah lama berkarier sebagai dosen.

    Selama proses adaptasi, Tasya banyak berkonsultasi dengan orang tuanya tentang cara mengajar yang efektif. Meskipun awalnya bukan passion utamanya, ia merasa semakin menikmati peran dosen setelah dijalani. Ia menyadari bahwa bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan media dan komunikasi pemasaran, memberi ruang yang luas untuk pengembangan diri.

    Prinsip hidup

    Prinsip hidup Tasya Camilla adalah, “Jika ada kesempatan, apa pun itu, ambil saja.” Ia percaya bahwa kita tidak akan pernah tahu hikmah, nilai, dan pengalaman apa yang bisa didapatkan jika tidak mencobanya secara langsung. Tasya meyakini bahwa setiap peluang, meskipun awalnya terlihat menakutkan atau tidak pasti, memiliki potensi untuk membawa pembelajaran yang berharga. Prinsip ini membantunya untuk selalu berani mencoba hal-hal baru, tidak takut gagal, dan terus melangkah meskipun tantangan datang. (P*-r/AS)

    *) Penulis adalah mahasiswi IPB University

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini