29.7 C
Jakarta
Saturday, August 2, 2025

    Trump kirim 2 kapal selam nuklir setelah ada ancaman Rusia

    Terkait

    PRIORITAS, 2/8/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengaku telah memerintahkan dua kapal selam nuklir ke ‘wilayah yang sesuai’,  setelah adanya ancaman nuklir Rusia. Istilah ‘wilayah yang sesuai’ dapat diartikan menuju ke arah sasaran yaitu, Rusia.

    “Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari juru bicara Rusia, Dmitry Medvedev, Saya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu,” tegas Trump di Truth Social, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari USA Today, hari Sabtu (2/8/25).

    Wakil penasihat keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, sebelumnya membalas pernyataan Trump soal sanksi baru terhadap Rusia, dengan membuat ancaman nuklir terselubung terhadap AS.

    Presiden AS, mengatakan Medvedev harus “berhati-hati dengan ucapannya” dalam postingan tengah malam.

    Menurut Trump, kata-kata mantan Presiden Rusia itu sangat berbahaya dan dapat menyebabkan konsekwensi berat.

    “Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak termasuk dalam contoh tersebut”, tulis Trump mengingatkan Rusia.

    Ancaman Medvedev

    Tensi AS dan Rusia meningkat setelah Medvedev menyindir secara pedas pernyataan Presiden Trump terhadap Presiden Vladimir Putin, karena hingga kini Rusia tak berhenti menyerang negara tetangganya, Ukraina.

    Pada pertengahan bulan Juli 2025 lalu, Trump berjanji akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, jika dalam batas waktu 50 hari tidak mencapai gencatan senjata di Ukraina.

    Meski begitu, Rusia tetap belum menghentikan serangannya terhadap Ukraina, sehingga Presiden AS mengaku “sangat kecewa” terhadap Putin. Ia kemudian hanya memberi Rusia waktu 10 hingga 12 hari.

    Medvedev malah mengingatkannya tentang kemampuan nuklir Rusia yang tersisa dari masa Uni Soviet.

    “Tentang ‘ekonomi mati’ India dan Rusia serta ‘memasuki wilayah yang sangat berbahaya’ – baiklah, biarlah dia mengingat film favoritnya tentang ‘orang mati berjalan’, serta betapa berbahayanya “Dead Hand” (Tangan Mati) yang legendaris itu”, ancam Medvedev.

    Pernyataan “Dead Hand” merupakan rujukan terhadap sistem komando nuklir Rusia, yang memungkinkannya meluncurkan senjata nuklir jika kepemimpinannya dihancurkan suatu serangan.

    Medvedev pernah menjadi presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012.

    Ia sempat dianggap lebih moderat, namun ternyata telah menjadi pendukung setia upaya Putin di Ukraina.

    Ia bahkan telah menggunakan retorika kasar terhadap Barat sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini