Foto ilustrasi warga miskin, di Sulteng kemiskinan masih signifikan. (Dok. kemensos.go.id)PRIORITAS, 9/11/25 (Palu): Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), H. Anwar Hafid, mengatakan, strategi untuk mengentaskan kemiskinan di daerahnya adalah dengan mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dalam setiap kebijakan yang dibuat.
“Insah Allah masalah kemiskinan dapat diatasi lewat 9 program Berani jadikan Sulteng Nambaso,” kata Anwar Hafid kepada Beritaprioritas lewat pesan WhatsApp Minggu (9/11/25), menanggapi pertanyaan seputar masalah kemiskinan yang masih signifikan di Sulteng.
“Strateginya dahulukan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan sendiri dalam membuat kebijakan apapun,” ujarnya.
Data lebih akurat

Gubernur Sulteng Anwar Hafid. Data tidak akurat, perlu verifikasi. (Ist.)
Anwar Hafid menjelaskan, Pemerintah Provinsi Sulteng yang dipimpinnya saat ini sedang melakukan verifikasi faktual terhadap data kemiskinan di seluruh kabupaten. Proses tersebut, katanya, dilakukan oleh tim independen di luar Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
“Kami sedang memverifikasi faktual data kemiskinan di Sulteng ini. Sudah ada dua kabupaten yang selesai, yaitu Morowali dan Morowali Utara,” ungkapnya.
Menurut Anwar Hafid, dari hasil verifikasi di dua kabupaten tersebut menunjukkan temuan yang signifikan: Di Morowali, dari 11 ribu data warga miskin, setelah verifikasi faktual, jumlahnya berkurang menjadi hanya enam ribu orang.
“Ditemukan ada warga yang sudah meninggal namun masih terdata sebagai penerima bantuan. Ada warga yang secara finansial mampu, tetapi tercatat sebagai masyarakat tidak mampu. Sebaliknya, ditemukan pula warga yang benar-benar tidak mampu justru tidak terdata dalam daftar penerima bantuan,” ujar gubernur.
Saat ini sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah warga miskin di Sulawesi Tengah pada Maret 2025 adalah 356,19 ribu jiwa atau 10,92 persen dari total penduduk. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan September 2024 dan Maret 2024, meskipun tetap berada di atas rata-rata nasional.
Dibanding September 2024, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 di daerah perkotaan turun sebanyak 2,93 ribu orang (dari 79,85 ribu orang pada September 2024 menjadi 76,92 ribu orang pada Maret 2025).
Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan naik sebanyak 0,79 ribu orang (dari 278,48 ribu orang pada September 2024 menjadi 279,27 ribu orang pada Maret 2025).
Rencana masa depan
Mantan Bupati Morowali dua periode itu menambahkan, proses verifikasi terkait warga miskin di Morowali dan Morowali Utara didanai menggunakan APBD masing-masing kabupaten.
Untuk ke depannya, Kabupaten Banggai akan segera menyusul, dan provinsi akan memberikan bantuan kepada daerah lain untuk melakukan verifikasi pada tahun 2026. Bahkan Gubernur Anwar Hafid juga merencanakan kerja sama dengan pihak universitas untuk melakukan verifikasi data secara lebih komprehensif
Sesuai catatan Beritaprioritas, program yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Gubernur H Anwar Hafid, dan Wagub dr Renny A Lamadjido dengan 9 program “BERANI” yang dikenal dengan nama Sulteng Nambaso merupakan salah satu strategi dahulukan kepentingan rakyat termasuk masalah kemiskinan.
Gubernur menjelaskan tantangan tugas dalam memimpin pemerintahan. “Pekerjaan terberat seorang pemimpin adalah menilai bawahan secara objektif,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hal itu membutuhkan waktu untuk memahami kinerja para birokrat, karena dunia birokrasi memiliki regulasi dan struktur yang berbeda jauh dari sektor swasta .
“Secara umum Aparat Sipil Negara (ASN) itu punya kemampuan administrasi yang baik. Justru yang masih kurang itu keberanian keluar dari hal rutinitas” ujar Anwar Hafid. (P-Elkana Lengkong)
No Comments