PRIORITAS, 10/6/25 (Jakarta): Indonesia semakin dekat menuju swasembada jagung. Berkat peningkatan produksi yang signifikan, Indonesia kini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memiliki surplus 380.000 ton jagung yang siap diekspor atau dijadikan stok cadangan pangan nasional. Demikian disampaikan Badan Pangan Nasional (Bapanas), sebagaimana informasinya diterima Beritaprioritas, Selasa (10/6/25) ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK KA 14 persen) sepanjang Januari–Juli 2025 diperkirakan mencapai 9,45 juta ton. Angka ini melonjak tajam 11,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Produksi jagung dalam negeri terus meningkat pesat. Bahkan kita sudah mampu ekspor jagung. Ini karena visi Presiden Prabowo tidak hanya swasembada, tapi Indonesia harus jadi lumbung pangan dunia,” kata Kepala Bapanas (NFA), Arief Prasetyo Adi, Selasa (10/6/25).
Surplus 380.000 ton
Dari analisis NFA, setelah memperhitungkan potensi kehilangan hasil sebesar 4,62 persen, produksi bersih jagung dalam negeri diperkirakan mencapai sekitar 9,01 juta ton. Angka ini jauh melampaui kebutuhan konsumsi nasional periode Januari–Juli yang hanya 8,63 juta ton, sehingga menghasilkan surplus sebesar 380.000 ton.
“Alhamdulillah untuk jagung, kita mencatatkan surplus. Artinya produksi kita sudah cukup, bahkan lebih. Ini bisa kita manfaatkan untuk ekspor atau cadangan pangan pemerintah (CPP),” lanjut Arief.
Diketahui, pada Kamis (5/6/25), Presiden Prabowo secara resmi melepas ekspor jagung sebanyak 1.200 ton dari Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menuju Kuching, Malaysia. Ekspor perdana jagung ini, setelah beberapa tahun Indonesia mengimpor, disebut sebagai penanda awal bagi Indonesia menuju cita-cita sebagai lumbung pangan dunia. (P-*r/Bst/se)