33.9 C
Jakarta
Thursday, July 24, 2025

    Setelah 10 Tahun, Pelajar-pelajar di Finlandia Kembali Gunakan Buku dan Pena, Selamat Tinggal Laptop

    Terkait

    PRIORITAS, 13/9/2024 (Riihimaki, Finlandia): Teknologi dianggap sebagai simbol kemajuan. Tapi ternyata setelah puluhan tahun mengandalkan teknologi, dalam hal ini laptop, pelajar-pelajar di kota Riihimaki, Finalndia, kembali ke zaman tahun 90-an dan sebelumnya di mana proses belajar-mengajar di sekolah masih menggunakan buku dan pena.

    Padahal sebelumnya, sistem pendidikan publik Finlandia telah memperoleh pengakuan global atas hasil-hasilnya yang baik dalam beberapa dekade terakhir dan kesiapannya untuk mencoba teknik-teknik pengajaran baru. Hingga kemudian banyak sekolah memberikan laptop gratis kepada semua murid sejak usia 11 tahun.

    Program serba komputer di sekolah mendapat dukungan penuh negara yang pernah dinobatkan sebagai “Negara Paling Bahagia di Dunia” itu dengan menyediakan laptop dan perangkat digital lainnya di ruang kelas.

    Tetapi orang tua dan guru Finlandia, seperti di tempat lain, semakin khawatir dengan dampak layar pada anak-anak. Jadi Riihimaki, sebuah kota berpenduduk sekitar 30.000 jiwa, berjarak 70 km di utara Helsinki yang sejak 2018 telah berhenti menggunakan sebagian besar buku di sekolah menengah, mencoba sesuatu yang berbeda untuk memulai tahun ajaran ini yakni kembali ke pena dan kertas.

    “Anak muda saat ini begitu banyak menggunakan ponsel dan perangkat digital sehingga kami tidak ingin sekolah menjadi salah satu tempat anak-anak hanya menatap layar,” kata Maija Kaunonen, guru bahasa Inggris di sekolah menengah Pohjolanrinne.

    Gangguan terus-menerus yang menyertai penggunaan perangkat digital membuat banyak anak gelisah dan kurang fokus. “Kebanyakan siswa mengerjakan latihan secepat yang mereka bisa sehingga mereka bisa melanjutkan bermain game dan mengobrol di media sosial,” katanya kepada Reuters saat istirahat kelas seperti dikutip Inilah.com.

    “Dan mereka tidak butuh waktu lama untuk mengubah tab di browser. Jadi ketika guru datang kepada mereka, mereka bisa berkata: ‘Ya, saya sedang mengerjakan latihan ini’.”

    Di seluruh Finlandia, hasil belajar anak-anak perlahan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu mendorong pemerintah untuk merencanakan undang-undang baru guna melarang penggunaan perangkat pribadi, seperti telepon, selama jam sekolah guna mengurangi waktu anak-anak di depan layar.

    Konsentrasi Menjadi Lebih Baik

    Salah satu murid Kaunonen, Elle Sokka, 14 tahun, mengatakan dia tidak selalu fokus pada mata pelajaran sekolah saat belajar secara digital. “Kadang-kadang saya akan beralih ke situs web lain,” katanya.

    Siswa kelas delapan Miko Mantila dan Inka Warro, keduanya berusia 14 tahun, mengatakan konsentrasi mereka meningkat sejak buku kembali tersedia. “Membaca, misalnya, jauh lebih mudah dan saya dapat membaca lebih cepat dari buku,” kata Mantila, meskipun ia menambahkan bahwa menulis lebih mudah dilakukan pada perangkat digital.

    “Dan jika Anda harus mengerjakan pekerjaan rumah larut malam, akan lebih mudah untuk tidur jika Anda tidak hanya menatap perangkat,” kata Warro.

    Minna Peltopuro, seorang ahli saraf klinis yang bekerja di kota tersebut untuk perubahan tersebut, mengatakan total waktu yang dihabiskan di depan layar harus dikurangi hingga minimum, karena penggunaan digital yang berlebihan menimbulkan risiko fisik dan mental, seperti masalah mata dan meningkatnya kecemasan. Dalam catatan,  remaja Finlandia saat ini menatap layar hingga rata-rata enam jam per hari.

    “Yang lainnya adalah mengerjakan banyak tugas sekaligus,” kata Peltopuro. “Otak sangat rentan terhadap pekerjaan yang banyak dan terutama di usia muda, seseorang tidak dapat mengelolanya dengan baik.” (P-ht)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini