PRIORITAS, 12/6/25 (Damaskus): ISIS mulai memanfaatkan kekacauan pasca-jatuhnya Bashar Assad untuk mengaktifkan sel tidur di Suriah dan Irak. Kelompok ini memindahkan senjata, mengirim instruksi lisan, dan merekrut anggota baru di tengah kekosongan otoritas keamanan.
Pasukan Irak menggagalkan sedikitnya 12 plot besar sejak awal tahun. Dua kurir ISIS dari Suriah tertangkap saat menyeberang ke Irak membawa pesan serangan. Sumber militer menyebut mereka menuju kota strategis di utara.
“Elemen Negara Islam mulai bangkit setelah lama bersembunyi, memanfaatkan kekacauan di Suriah,” kata Kolonel Abdul Ameer al-Bayati dari Divisi ke-8 Angkatan Darat Irak.
Informasi dari kurir mengarah ke seorang pelaku bom bunuh diri di Daquq. Petugas menembaknya sebelum meledakkan diri di restoran yang ramai pengunjung.
Serangan menurun jaringan bertahan
Mengutip Reuters, Kamis (12/6/25), Site Intelligence Group mencatat hanya 38 klaim serangan ISIS di Suriah dalam lima bulan pertama 2025. Di Irak, hanya empat klaim tercatat. Jumlah ini menurun drastis dibanding 2024.
Pejabat Irak menyebut hasil ini berkat operasi pre-emptive dan peningkatan kemampuan intelijen. “Operasi pencegahan menjaga kelompok ini tetap terkendali,” ujar juru bicara pemerintah Irak, Sabah al-Numan.
Namun analis memperingatkan penurunan itu bukan tanda kekalahan. ISIS diduga sengaja menahan diri sambil memulihkan kekuatan dan mengubah strategi. “Jauh lebih mungkin bahwa ini fase restrategi, bukan kemunduran,” kata Rita Katz, Direktur Site Intelligence Group.
Senjata disita posisi bergeser
Sumber intelijen menyebut ISIS menyita senjata dari gudang Assad yang terbengkalai. Senjata itu dikirim ke kota seperti Aleppo, Homs, dan Damaskus.
Pasukan Suriah menggerebek markas ISIS di Aleppo pada Mei. Tiga militan tewas, empat ditangkap, dan beberapa senjata disita. Namun, aparat mengakui kapasitas keamanan belum merata. “Dari semua tantangan, Daesh tetap prioritas utama,” ujar Menteri Dalam Negeri Suriah, Anas Khattab.
Irak menyatakan kekhawatiran atas masuknya senjata lintas batas. Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein mendesak Suriah segera menstabilkan wilayahnya agar tak menjadi tempat berkembangnya terorisme regional. (P-Khalied Malvino)