Sebanyak 21 orang sindikat penipuan ‘trading’ diamankan Polda Sulteng, 2 pelaku di bawah umur

PRIORITAS, 20/1/25 (Palu): Sebanyak 21 orang yang diduga anggota sindikat penipuan ‘trading’ atau perdagangan dan investasi berhasil dibekuk tim Direktorat Reserse Siber Polda Sulawesi Tengah, Jumat (17/1/25). Penangkapan dilakukan di sebuah ruko berkedok agen travel di Jalan Dr. Suharso, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dan disampaikan kepada media hari ini, Senin (20/1/25).

Kabidhumas Polda Sulteng, Kombes Pol. Djoko Wienartono, mengungkapkan, sindikat ini menargetkan warga negara Malaysia sebagai korban mereka. Dari jumlah 21 orang tersebut, dua pelaku diketahui masih di bawah umur.

Read Also

Diduga peras Ponpes di Kota Batu, oknum wartawan dan LSM ditangkap polisi

18 Feb 2025

Kronologi penggerebekan
Tim Ditreskrimsus Polda Sulteng mulai melakukan pemantauan selama seminggu sebelum akhirnya melakukan penggerebekan.

“Kurang lebih seminggu, aktivitas pelaku terus dipantau oleh Tim Subdit III Bantek dengan melakukan surveilans (penguntaian, red) serta hunting (perburuan) terhadap target,” ungkap Djoko Wienartono, Senin.

Saat penggerebekan, polisi menemukan para pelaku sedang melakukan aktivitas penipuan investasi menggunakan ponsel. Sebanyak 37 unit ponsel diamankan sebagai barang bukti.

Read Also

Tersandung narkoba, musisi dan ‘content creator’ Onad ditangkap bersama istri

31 Oct 2025

Pelaku mayoritas dari Sulsel
Djoko Wienartono menyebut mayoritas pelaku berasal dari Sulawesi Selatan, dengan total 19 orang, sedangkan dua lainnya merupakan warga Kota Palu. “Pelaku mayoritas berasal dari Sulawesi Selatan dan telah kami amankan di Rutan Polda Sulteng untuk proses hukum lebih lanjut,” tambah Djoko.

Saat ini, para pelaku telah ditahan dan dijerat dengan Pasal 51 Ayat (1) Jo Pasal 35 Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Djoko Wienartono menegaskan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap jaringan yang lebih luas dan mengidentifikasi para korban lainnya. “Kasus ini masih akan terus kami dalami untuk mengetahui sejauh mana jangkauan aksi mereka,” ujarnya. (P-Elkana L)