PRIORITAS, 2/12/24 (Washington): Sama saja di negara mana pun. Kepala Negara atau kepala pemerintahan, pasti ada perhatian khusus terhadap keluarganya yang tengah diundung masalah, atau atensi lain yang bererhubungan dengan kekuasaan. Istilahnya, sayang keluarga, dan dengan demikian memberi kepedulian lebih kepada mereka.
Ya, informasi terkini dari Amerika Serikat (AS) menyebutkan, Presiden Joe Biden resmi mengampuni Hunter Biden, anaknya, dari dua dakwaan pidana yang ia sebut memiliki motif politis, demikian menurut pernyataan Gedung Putih.
Hampir berbarengan waktunya, Presiden Terpilih AS, Donald Trump, mengambil langkah yang serupa, yakni beratensi khusus kepada keluarga. Yakni, Charles Kushner diumumkan Trump untuk menempati posisi duta besar untuk negara besar, Prancis. Ini menjadi menarik perhatian karena Kushner tak lain ialah besan sang presiden terpilih. Putra Kushner, Jared Kushner, menikah dengan putri Trump, Ivanka Trump.
Dua orang terkemuka di AS pasti memiliki banyak pertimbangan khusus ketika mengambil keputusan tersebut.
“Hari ini, saya menandatangani pengampunan untuk anak saya, Hunter,” kata Biden dalam pernyataan tersebut.
Selanjutnya, Biden berkata, sedari awal menjabatnya, ia berjanji tak akan mengintervensi proses pengambilan keputusan Departemen Kehakiman AS dan berpegang teguh pada janji tersebut meski anaknya sendiri “dituntut secara tak adil dan tebang pilih”.
“Orang-orang berakal sehat yang mengamati fakta-fakta dari kasus Hunter tak akan mendapati kesimpulan lain selain bahwa Hunter dituntut hanya karena dia adalah anak saya — dan ini adalah kesalahan,” kata dia lagi.
“Ketika mereka berusaha menghancurkan Hunter, mereka pun berusaha menghancurkan saya — dan tidak ada alasan untuk meyakini bahwa mereka tak akan berbuat lebih,” ucap Biden, seperti dilansir Antara dari Sputnik-OANA, hari Senin (2/12/24) ini.
Di samping itu, Biden mengeklaim, Hunter sudah tak pernah mabuk selama “lima setengah tahun”.
Joe Biden juga berkata, keputusan mengampuni Hunter ditetapkan akhir pekan kemarin, dan ia meyakini, tak ada alasan lain untuk menunda-nunda pengampunan tersebut.
Sikap Trump
Sementara itu, dalam unggahannya di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menyebut Kushner sebagai “pemimpin bisnis, dermawan, dan pembuat kesepakatan yang luar biasa.”
Bersumber dari Sputnik-OANA, Antara menulis, orang tua Charles Kushner adalah orang Yahudi dari kota Novogrudok (Navahrudak) di Belarusia yang selamat dari Holocaust. Dia memiliki saudara laki-laki, Murray, yang sebelumnya mengelola properti real estat yang mereka warisi, tetapi pada 2000 mereka mengalami konflik dan bisnisnya terpecah menjadi beberapa perusahaan yang berbeda-beda.
Tahun ini Charles Kushner berusia 70 tahun. Pada 2005, besan Trump itu dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena penggelapan pajak. Dia melaporkan sumbangan kepada kandidat Partai Demokrat sebagai biaya pengeluaran bisnis. Trump mengampuni Kushner atas kejahatan masa lalunya pada akhir masa jabatan pertamanya. (P-jr/ht)