31.7 C
Jakarta
Sunday, June 15, 2025

    Pelestarian warisan kultur Minahasa, Sanggar “Kamang Wangko Woloan” aktif dokumentasikan tradisi lisan dan budaya lokal

    Terkait

    PRIORITAS, 15/6/25 (Tomohon, Sulut): Sanggar “Kamang Wangko”, sebuah komunitas budaya yang berdomisili di Woloan, Kota Tomohon, terus menunjukkan komitmen kuat dalam pelestarian warisan budaya Minahasa. Dipimpin oleh Armando Loho, sanggar ini secara aktif mendokumentasikan dan menghidupkan kembali tradisi lisan Minahasa yang semakin terpinggirkan oleh arus modernisasi.

    Armando Loho dalam keterangannya diterima Minggu (15/6/25) menyebut, beberapa bentuk sastra lisan yang menjadi fokus utama dokumentasi adalah Sastra Maengket dan Sastra Mahzani, dua warisan budaya Minahasa yang sarat nilai filosofis, historis, dan sosial.

    “Dokumentasi dilakukan melalui rekaman audio-visual, transkripsi teks, serta pertunjukan langsung yang melibatkan generasi muda dan tetua adat,” katanya dalam keterangannya di Tomohon.

    Kembangkan cerita-cerita tradisi Tombulu

    Selain tradisi lisan, Sanggar Kamang Wangko juga aktif mengembangkan cerita-cerita tradisi dalam bahasa Tombulu, yang merupakan salah satu bahasa daerah di Minahasa. Pengembangan ini tidak hanya menjadi bagian dari upaya revitalisasi bahasa daerah, tetapi juga bentuk nyata pelestarian bahasa sebagai Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang penting dalam memperkuat identitas lokal.

    Lebih dari itu, aktivitas sanggar juga mencakup pelestarian pengetahuan tradisional, seperti pemahaman tentang sistem kekerabatan, filosofi rumah adat Minahasa (walewangko), serta nilai-nilai kehidupan yang diwariskan melalui tuturan lisan. Sanggar turut melibatkan komunitas dalam berbagai pelatihan, diskusi budaya, serta pendokumentasian dalam bentuk buku dan media digital.

    Kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, di mana pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan terhadap Objek Pemajuan Kebudayaan menjadi pilar penting pembangunan kebudayaan nasional. Sanggar Kamang Wangko menjadi contoh konkret dari upaya pelestarian yang berbasis komunitas dan partisipatif.

    Penghormatan terhadap sejarah dan identitas suku Minahasa

    Dikatakan Armando Loho, Ketua Sanggar Kamang Wangko, pelestarian OPK merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan identitas suku Minahasa.

    “Kami percaya bahwa dengan menjaga tradisi, kami tidak hanya merawat masa lalu, tetapi juga menanam harapan untuk masa depan kebudayaan kita,” ujarnya.

    Sanggar Kamang Wangko terbuka untuk kolaborasi dengan akademisi, pegiat budaya, dan komunitas lainnya, guna memperluas dampak dari gerakan pelestarian budaya ini.

    Ke depan, mereka juga berencana menerbitkan dokumentasi cerita rakyat Tombulu dalam bentuk buku digital dan podcast berbahasa daerah, serta menginisiasi ruang belajar budaya berbasis komunitas. (P-bwl)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini