28.4 C
Jakarta
Friday, July 11, 2025

    Rusia tewaskan satu keluarga di bus sipil

    Terkait

    PRIORITAS, 18/5/25 (Kyiv): Militer Rusia kembali melakukan kekejaman dengan menyerang sebuah minibus yang mengangkut warga sipil. Sebanyak sembilan orang tewas termasuk satu keluarga, ketika sejumlah pesawat drone (nirawak) Rusia pembawa bom menyerang minibus tersebut di Oblast Sumy.

    “Belasungkawa saya untuk keluarga dan teman. Semua yang tewas adalah warga sipil. Ini adalah pembunuhan warga sipil yang disengaja”, tegas Presiden Ukraina Voodymyr Zelenskyy, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Kyiv Independent, hari Minggu (18/5/25).

    Pemerintah Ukraina melalui Kementerian Dalam Negeri mengumumkan upacara penghormatan kepada korban tewas tiga hari sampai hari Senin 19 Mei 2025 besok.

    Presiden Zelenskyy dalam postingannya di X dan telegram mengonfirmasi kesembilan korban adalah warga sipil dan mengatakan satu keluarga termasuk di antara mereka yang tewas.

    “Menurut informasi awal, Rusia membunuh satu keluarga, terdiri seorang ayah, ibu, dan anak perempuan tewas dalam serangan itu. Rusia pasti tahu jenis kendaraan apa yang mereka targetkan”, kata Zelenskyy.

    Ia mengatakan, selain korban tewas, terdapat tujuh orang lain masih dirawat di rumah sakit karena luka bakar, patah tulang, dan gegar otak, tetapi pemerintah Ukraina berusaha memberi perawatan yang tepat kepada para korban.

    “Tentara Rusia kembali menyerang objek sipil, mengabaikan semua norma hukum internasional dan kemanusiaan,” kata lembaga penegak hukum Ukraina dalam sebuah pernyataan.

    Bus antar jemput

    Administrasi Militer Daerah Sumy melaporkan serangan drone Rusia menargetkan bus antar-jemput berwarna biru itu, ketika sedang mengangkut warga sipil di dekat kota Bilopillia pada pukul 6:17 pagi waktu setempat pada hari Sabtu.

    Oblast Sumy adalah wilayah timur laut yang berbatasan dengan oblast Kursk , Belgorod , dan Bryansk di Rusia.

    Yurii Zarko, kepala Bilopillia, menyebut hari itu sebagai “Sabtu kelam” dalam sejarah kota tersebut dan mengumumkan tiga hari berkabung dari 17 hingga 19 Mei.

    “Bus ini membawa orang-orang keluar kota untuk dievakuasi,” kata Zarko kepada Suspilne.

    Korban yang terluka dirawat di tempat kejadian dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Sumy.

    “Saat ini kami sedang mengevakuasi jenazah. Beberapa korban belum teridentifikasi. Sebagian besar dari mereka adalah wanita tua, bersama dengan dua atau tiga pria serta anak”, ungkap Zarko.

    Sanksi kuat ke Rusia

    Presiden Zelenskyy juga mendesak tekanan dan sanksi internasional yang lebih kuat terhadap Rusia menyusul gagalnya perundingan damai di Istanbul awal pekan ini.

    Zelenskyy menyerukan kepada Amerika Serikat dan sekutunya untuk lebih menekan Rusia agar menghentikan pembunuhan.

    Ia menilai, tanpa sanksi yang lebih kuat, tanpa tekanan yang lebih kuat terhadap Rusia, Presiden Vladimir Putin tidak akan menghentikan perang.

    “Kami memperkirakan sanksi keras terhadap Rusia dari AS, Eropa, dan semua mitra kami. Diplomasi harus berhasil. Saya berterima kasih kepada semua orang di dunia yang benar-benar membantu – bukan dengan kata-kata, tetapi dengan kekuatan. Perdamaian dibutuhkan”, kata Zelenskyy. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini