PRIORITAS, 1/9/25 (Jakarta): Rupiah mengawali perdagangan Senin (1/9/2025) dengan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, rupiah naik 30 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp16.469,5 per dolar AS di pasar spot.
Sejumlah mata uang Asia juga mencatat pergerakan serupa. Yuan Tiongkok (CNY) naik tipis 0,02 persen ke level 7,1296 per dolar AS, sementara baht Thailand (THB) menguat 0,06 persen ke posisi 32,3160 per dolar AS.
Meski begitu, tidak semua mata uang Asia menunjukkan penguatan. Yen Jepang (JPY) terkoreksi 0,07 persen ke posisi 147,16 per dolar AS. Penurunan juga dialami won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,18 persen ke level 1.392,33 per dolar AS, peso Filipina (PHP) turun 0,27 persen ke 57,2940 per dolar AS, rupee India (INR) terdepresiasi 0,66 persen ke 88,2075 per dolar AS, serta ringgit Malaysia (MYR) melemah 0,20 persen ke 4,2253 per dolar AS.
Melansir Reuters, pergerakan ini terjadi di tengah pelemahan dolar AS global. Investor menanti rangkaian data tenaga kerja yang akan dirilis pekan ini, termasuk laporan nonfarm payrolls yang diperkirakan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Pasar akan mencermati rilis data tersebut untuk mengukur kondisi pasar tenaga kerja. Jika ada kejutan penurunan, ekspektasi pemangkasan suku bunga bisa meningkat, baik 25 basis poin maupun 50 basis poin,” ucap ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia Carol Kong.
Saat ini, alat CME FedWatch mencatat peluang 87 persen The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir September. Selain itu, pelaku pasar juga masih menilai data inflasi AS, putusan pengadilan terkait tarif era Donald Trump, serta ketegangan politik antara Presiden AS dan The Fed. (P-Zamir)
No Comments