Tonton Youtube BP

Ribuan restoran bangkrut, Singapura dilanda krisis baru

Armin Mandika
22 Sep 2025 11:35
3 minutes reading

PRIORITAS, 13/9/25 (Jakarta): Sepanjang tahun lalu, dilaporkan lebih dari 3.000 bisnis kuliner (F&B) tutup di Singapura. Angka itu setara dengan rata-rata 250 restoran tutup setiap bulan.

Sebagaimana Channel News Asia, Minggu (21/9/25), dan dikutip dari CNBC Indonesia Senin (13/9/25), angka tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam hampir dua dekade terakhir. Beberapa restoran yang terpaksa gulung tikar bahkan merupakan tempat makan legendaris yang sudah berdiri selama bertahun-tahun.

Misalnya Ka-Soh, restoran Kanton berusia 86 tahun yang pernah menjadi favorit banyak orang salah sat. Mereka terpaksa harus menyajikan mangkuk sup ikan terakhirnya pada 28 September mendatang.

“Kalah,” perasaan Cedric Tang, pemilik generasi ketiga Ka-Soh.

“(Meskipun kami) telah bekerja keras selama bertahun-tahun, kami [akhirnya] sudah cukup,” tuturnya.

Dikatakan Tang, tak mungkin menaikkan harga jual makanan di Ka-Soh. Sebab, restoran tersebut merupakan bisnis warisan yang ingin menjaga esensi ‘terjangkau’ bagi pelanggan lama.

Akhirnya Ka-Soh terpaksa bergabung dengan banyak restoran lain yang terpaksa gulung tikar di Singapura. Di antaranya adalah Burp Kitchen & Bar, restoran favorit keluarga lainnya yang menjadi salah satu dari 320 restoran yang tutup pada Juli 2025.

Bahkan Ka-Soh juga mengikuti jejak Prive Group, yang menutup semua restorannya per 31 Agustus, bulan yang mencatat 360 penutupan.

“Bahkan [restoran] yang paling ‘sehat’ pun tidak dapat bertahan hidup saat ini,” jelas mantan pemilik restoran Chua Ee Chien. Pasalnya, dua restoran dalam Michelin Guide Singapura pun harus tutup.

Biaya sewa

Sebagian, termasuk Ka-Soh, biaya sewa adalah penyebab banyak restoran yang terpaksa tutup, meskipun bukan faktor satu-satunya.

“Di komunitas kami, mayoritas penyewa melaporkan kenaikan sewa antara 20 (dan) 49 persen,” jelas Terence Yow, ketua Singapore Tenants United for Fairness (SGTUFF), yang mewakili lebih dari 1.000 pemilik usaha F&B dan bisnis lainnya.

“Ini sesuatu yang belum pernah kita lihat selama 15, 20 tahun terakhir,” katanya

Pihak Asosiasi Restoran Singapura telah membunyikan alarm pada Maret lalu tentang krisis tenaga kerja yang serius dan menyerukan peninjauan kuota pekerja asing. Namun, pihak berwenang melihat krisis ini sebagai masalah kelebihan pasokan.

Singapura dipenuhi hampir 23.600 gerai makanan ritel pada tahun lalu, naik dari hampir 17.200 pada tahun 2016. Meskipun 3.047 bisnis tutup tahun lalu, hampir 3.800 bisnis baru dibuka. Namun, jaringan restoran berkantong tebal justru menyingkirkan gerai independen kecil.

“Kami mengamati perubahan drastis dalam perilaku pelanggan,” kata Ronald Chye, salah satu pemilik Burp Kitchen, merujuk pada penurunan pengeluaran.

“Ada begitu banyak pilihan di luar sana,” kata istri sekaligus pemilik Burp Kitchen, Sarah Lim.

Dalam hal menemukan restoran baru, lebih dari separuh warga Singapura, termasuk 59 persen Gen Z, mengandalkan media sosial, menurut survei tahun 2023 yang dilakukan oleh perusahaan teknologi perhotelan SevenRooms. (P-*r/am)

 

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x