PRIORITAS, 21/5/24 (Sangihe) : Ribuan masyarakat Sangihe menunjukkan rasa cinta mereka kepada Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, dr. Rinny Tamuntuan, saat dirinya turun dari Rumah Jabatan Bupati dan berjalan kaki menuju Pelabuhan Nusantara Tahuna.
Perjalanan sejauh kurang lebih satu kilometer itu dilakukan bersama warga dan para pejabat daerah, sebagai tanda kebersamaan dan penghargaan menjelang akhir masa jabatannya.
Tamuntuan yang telah menjabat selama dua tahun, bukan hanya dicintai oleh masyarakat Sangihe, tetapi juga oleh para pejabat daerah yang merasakan kepemimpinannya yang penuh perhatian dan kepedulian.
Hubungan emosional yang terjalin selama masa jabatannya terbukti begitu kuat, terlihat dari banyaknya air mata yang menetes di pelabuhan saat mereka berpisah, seolah-olah berpisah untuk selamanya.
Di pelabuhan, suasana haru semakin terasa dengan banyaknya warga yang meneriakkan, “Ibu bale ulang ne,” dan “Ibu, Torang dukung pa Ibu.” Ucapan-ucapan tersebut keluar dari lubuk hati yang paling dalam, menunjukkan dukungan dan harapan mereka agar Tamuntuan bisa kembali membangun Sangihe tercinta ini.
Tamuntuan dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakatnya. Ia selalu berusaha hadir di tengah-tengah warga, mendengarkan keluh kesah mereka, serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kepemimpinannya yang humanis dan peduli ini membuatnya sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat Sangihe.
Salah satu warga yang turut mengiringi keberangkatan Tamuntuan, Pak Opo, mengungkapkan bahwa kehadiran Tamuntuan sebagai penjabat bupati telah membawa banyak perubahan positif bagi daerah.
“Ibu Tamuntuan bukan hanya pemimpin, tapi juga ibu bagi kita semua. Beliau selalu peduli dan berusaha untuk kesejahteraan masyarakat Sangihe,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Para pejabat daerah yang ikut mendampingi Tamuntuan ke pelabuhan juga menunjukkan rasa hormat dan dukungan yang sama. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan Tamuntuan telah memberikan inspirasi dan teladan yang baik bagi mereka.
“Kepemimpinan Ibu Tamuntuan telah mengajarkan kami banyak hal tentang pelayanan publik yang baik dan berintegritas,” ujar salah satu pejabat.
Di sepanjang perjalanan menuju pelabuhan, warga menyanyikan lagu-lagu bernuansa perpisahan dan menyempatkan diri untuk berfoto dan menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung kepada Tamuntuan. Momen ini menjadi sangat emosional bagi banyak orang, termasuk Tamuntuan sendiri, yang terlihat beberapa kali menyeka air matanya.
Setibanya di pelabuhan, Tamuntuan dijemput dengan prosesi adat Sangihe untuk selanjutnya menaiki kapal dengan dikawal oleh beberapa orang Staf Khusus Bupati dan Sekretaris Pribadinya serta beberapa rekan Pers.
Masyarakat yang hadir tetap setia menunggu hingga kapal tersebut berangkat, melambaikan tangan dan meneriakkan ucapan perpisahan. Adegan ini menjadi penutup yang mengharukan dari perjalanan kepemimpinan Tamuntuan di Sangihe.
Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Masyarakat Sangihe berharap bahwa Tamuntuan akan kembali lagi dan memberi diri dalam perhelatan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sangihe pada Bulan November tahun 2024.
Bagi mereka, Tamuntuan bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga bagian dari keluarga besar Sangihe yang akan selalu dikenang. (P-CS/anto/wl)