26.1 C
Jakarta
Thursday, April 24, 2025
spot_img

    Putin makin beringas, luncurkan rudal besar-besaran ke Ukraina

    Terkait

    PRIORITAS, 24/4/25 (Kyiv): Presiden Rusia Vladimir Putin semakin beringas. Ia kembali melakukan serangan rudal besar-besaran ke ibukota Ukraina, Kyiv, beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Volodymyr Zelenskyy.

    “Rusia meluncurkan 215 pesawat nirawak dan rudal dalam serangan besar semalam”, kata angkatan udara Ukraina, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Kamis (24/4/25).

    Serangan brutal itu menewaskan sembilan orang, dan menyebabkan 70 orang termasuk enam anak-anak mengalami luka-luka cukup serius.

    “Baru satu orang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan, dan pencarian korban lainnya masih berlangsung”, ungkap Dinas Darurat Negara Ukraina.

    Menurut militer Ukraina, serangan terhadap Kyiv ini, terjadi beberapa jam setelah Donald Trump mengecam Volodymy Zelenskyy. Trump mengklaim Zelenskyy menghalangi kesepakatan damai dengan Rusia.

    Presiden Zelensky kini telah membatalkan sebagian perjalanannya ke Afrika Selatan, dan akan kembali ke Kyiv setelah bertemu dengan presiden Cyril Ramaphosa.

    Kementerian Pertahanan Rusia dalam unggahan di Telegram, dengan angkuh mengatakan tujuan serangan telah tercapai. “Melakukan serangan besar-besaran melalui udara, darat, dan laut. Semua target telah tercapai”, bunyi pernyataan Rusia.

    Rusia juga mengatakan serangan semalam di Ukraina, ditujukan ke lokasi infrastruktur pertahanan. Meskipun kenyataan justru menyasar pemukiman penduduk sipil.

    Tak mau beri tanah Ukraina

    Donald Trump sebelumnya mengatakan Presiden Zelensky “lebih sulit” untuk dihadapi daripada Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Saya pikir Rusia sudah siap… Saya pikir kita sudah mencapai kesepakatan dengan Rusia,” kata Trump kepada wartawan.

    “Kita harus mencapai kesepakatan dengan Zelensky. Saya pikir akan lebih mudah untuk mencapai kesepakatan dengan Zelensky, tetapi sejauh ini lebih sulit”, tambah Trump.

    Trump memberi alasan, dia tidak memihak dalam konflik ini dan hanya “[ingin] menyelamatkan nyawa”.

    Namun sebelumnya Zelensky membantah jika dirinya tidak kooperatif dalam perundingan damai dengan Rusia. Ia hanya tidak setuju jika tanah milik Ukraina, seperti wilayah Krimea yang dianeksasi Putin tahun 2014 lalu, diberikan ke Rusia. “Tidak ada yang perlu dibicarakan. Itu tanah kami,” tegasnya.

    Proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan AS, ternyata mencantumkan pemberian konsesi wilayah  kepada Putin.

    Trump mengecam Zelenskyy karena tidak menyerahkan tanah Ukraina kepada Rusia. Trump bahkan memperingatkan Zelensky agar segera menerima perjanjian damai itu.

    Rusia gembira

    Pihak Rusia merasa di atas angin dan sangat gembira Presiden AS mengkritik presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, karena menolak menyerahkan wilayahnya.

    “Komentar presiden AS bahwa Ukraina kehilangan Krimea bertahun-tahun lalu dan bahwa itu bukan titik pembahasan dalam perundingan damai sepenuhnya, sesuai dengan pemahaman Kremlin”, kata Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada hari Kamis.

    Menurut dia, Moskow terus bekerja sama dengan Amerika Serikat, untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Peskov menambahkan, pihaknya akan memastikan kepentingan Moskow didengar dalam penyelesaian apa pun.

    Tak hanya itu, jubir Presiden Putin ini juga sesumbar mengatakan Rusia akan melanjutkan operasi militernya dan menyerang sasaran-sasaran yang berdekatan di Ukraina.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini