PRIORITAS, 18/8/25 (Anchorage): Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Melania Trump, diketahui sebagai salahsatu wanita yang paling sedih melihat peperangan di Ukraina. Karena itu, ia menulis surat khusus kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Surat yang berisi pesan perdamaian itu, ia titip kepada suaminya Donald Trump dan diserahkan langsung ke Putin ketika mereka berdua bertemu dalam KTT mencari perdamaian di Anchorage, Alaska, demikian dilaporkan Fox News sepeti dikutip Beritaprioritas.com, hari Senin (18/8/25).
Putin membacakan isi surat Melania itu dihadapan deegasi kedua negara. Surat perdamaian itu menyinggung situasi sulit yang dialami anak-anak di Ukraina dan Rusia.
“Yang terhormat Presiden Putin. Setiap anak terlahir dengan mimpi di dalam hatinya, terlepas dari apakah mereka lahir di pedesaan sederhana atau kota yang megah. Anak-anak memimpikan cinta, kesempatan, dan rasa aman dari segala bahaya,” tulis Melania dalam suratnya.
Melania menekankan, dunia perlu dibangun atas dasar rasa saling menghormati, agar setiap jiwa dapat terbangun dalam kedamaian dan masa depan terlindungi dengan sempurna.
Menurut Melania, anak-anak dari setiap generasi memulai hidup dengan kepolosan yang melampaui geografi, pemerintahan, maupun ideologi.
Ia menilai Putin memiliki peran besar untuk mengembalikan kegembiraan dan tawa anak-anak, yang sudah tergerus perang Rusia di Ukraina.
“Dengan melindungi kepolosan mereka, Anda tidak hanya melayani Rusia, tetapi juga seluruh umat manusia. Waktunya telah tiba,” tegas Melania mengakhiri isi suratnya.
Tak ada gencatan senjata
Meskipun pertemuan puncak antara Trump dan Putin berlangsung selama tiga jam, tetapi tidak ada hasil adanya kesepakatan gencatan senjata dalam perang di Ukraina.
Ini merupakan KTT Rusia-AS pertama dalam lebih dari empat tahun, sekaligus pertemuan tatap muka pertama keduanya sejak 2019.
Putin hanya menyatakan telah mencapai kesepahaman awal dengan Trump dan berharap Ukraina serta Eropa tidak menghalangi penyelesaian konflik. Ia bahkan mengusulkan pertemuan puncak lanjutan di Moskow, yang menurut Trump bisa saja terjadi.
Trump menambahkan kedua negara telah membuat kemajuan signifikan, meski belum ada kesepakatan akhir.
Dalam wawancara setelah KTT, ia mengatakan konflik Ukraina kemungkinan berakhir melalui konsesi teritorial (pemberian wilayah Ukraina ke Rusia) dan jaminan keamanan dari AS.
Trump juga menyebut adanya rencana pertemuan tiga pihak dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, seperti diberitakan Beritasatu.com.
Namun, penasihat presiden Rusia untuk kebijakan luar negeri, Yuri Ushakov, menyatakan pembahasan mengenai KTT tiga pihak belum pernah dilakukan, dan jadwal pertemuan berikutnya antara Putin dan Trump masih belum pasti.(P-Jeffry W)
No Comments