Wartawan kawakan Phil Sulu. Foto: Adi Palit
PRIORITAS, 20/4/25 (Tomohon): Bila tidak ada aral melintang, tepat 1 Mei 2025, Phil Sulu akan genap berusia 90 tahun.
Phil Sulu, sangat dikenal di kalangan wartawan di Sulawesi Utara. Selain sebagai wartawan kawakan juga beliau adalah pelaku Permesta atau perjuangan rakyat semesta.
Terlahir pada 1 Mei 1935, Phil Sulu yang biasa dipanggil “Om Phil” adalah seorang penulis buku.
Sebagai jurnalis dan pengalaman hidupnya ia telah menghasilkan beberapa karya buku. Antara lain, Permesta, “Gembala di Mata Jemaat”, Pesona Kota Tomohon, dan Pejuang Tanpa Pamrih.
Cita-cita jadi tentara
Dalam percakapan dengan Beritaprioritas.com, belum lama ini di rumahnya di Kakaskasen Tomohon, Om Phil mengatakan cita-citanya sejak kecil ingin menjadi seorang tentara.
Cita-citanya itu menurun dari keberadaan sang ayah dan beberapa kakaknya yang menjadi tentara.
Tetapi perjalanan hidup semasa remaja ternyata menjadi lain. Perhatiannya terhadap berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang sekuler dan religius, menumbuhkan minatnya menjadi seorang jurnalis.
Meskipun cita-citanya tidak terwujud untuk menjadi seorang tentara, tapi di tahun 1958 hingga 1962, putra Tomohon itu terlibat dalam pergolakan Permesta, sebagai seorang anggota tentara APREV/Permesta.
Berpesan ke jurnalis
Sejak usia muda, Phil Sulu terjun dalam dunia kewartawanan. Ia menjadi reporter berbagai majalah dan surat kabar, baik terbitan lokal maupun nasional. Ia salah satu pendiri Surat Kabar Api Pancasila di Manado. Kemudian Obor Pancasila yang dulunya bernama Api Pancasila di era tahun 1980.
Pada tahun 1974, Phill Sulu menjadi wartawan majalah Tempo Jakarta, yang merupakan koresponden untuk wilayah Sulawesi Utara (1974-1994).
Om Phil juga merupakan putra Sulut yang ikut mendirikan organisasi Pemuda Pancasila. Sebelum mengakhiri percakapan, Phill Sulu berpesan kepada seluruh jurnalis yang ada di daerah ini untuk menurunkan sebuah berita (tulisan) harus mengedepankan kode etik.
Artinya, wartawan wajib memastikan informasi yang disajikan itu benar dan akurat.
Selain itu berita harus objektif dan berimbang. “Wartawan harus jujur dan tidak menyajikan berita bohong dan fitnah” ungkap Phil Sulu diakhir percakapan. (P-Adi Palit)