PRIORITAS, 30/4/25 (Teheran): Pabrik kimia Iran di Isfahan yang memproduksi dinamit dan mesiu untuk senjata, meledak dan terbakar hebat. Ledakan pabrik ini menambah penderitaan Iran setelah ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee.
Menurut media setempat, pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ali Khamenei semakin marah. Ia langsung memerintahkan sejumlah menteri terkait untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Ledakan di fasilitas kimia ‘Ava Nar Parsian’ ini menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya. Demikian seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Ynetnews, hari Rabu (30/4/25).
Tiga hari sebelumnya ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee, yang menewaskan 70 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
Saluran berita Saudi Al-Hadath melaporkan lokasi ledakan adalah kompleks industri kimia, yang terhubung dengan produksi bubuk mesiu dan diawasi oleh Dewan Keamanan Nasional Iran.
Laporan serupa diterbitkan kantor berita oposisi berbahasa Persia, Iran International, yang berkantor pusat di London.
Menurut laporan ini, perusahaan Ava Nar Parsian tersebut mengkhususkan diri dalam produksi bahan yang mudah terbakar. Dalam Situs web perusahaan tersebut, hanya tertulis memproduksi kembang api dan dinamit.
Iran International juga melaporkan para manajer perusahaan tersebut, terkait dengan perusahaan lain yang terlibat dalam produksi pesawat drone (nirawak).
Pabrik drone itu, yang juga berlokasi di provinsi Isfahan, mengalami ledakan pada Juni 2021 lalu. Tidak disebutkan apa penyebab ledakan. Biasanya pemerintah Iran merahasiakan, karena bisa berdampak pada kredibilitas negara.
The Guardian sebelumnya melaporkan Perusahaan Industri Dirgantara Iran, yang memproduksi berbagai jenis pesawat nirawak, juga beroperasi di kompleks tersebut.
Iran makin terpukul
Meskipun penyebab insiden terbaru ini, masih belum jelas dan mungkin saja itu hanya kecelakaan biasa, namun ledakan itu semakin memukul pemerintah Iran.
Ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas tiga hari sebelumnya, juga masih belum jelas penyebabnya.
Sikap resmi Iran hanya meyebutkan ledakan itu terjadi, karena “kelalaian” terkait dengan penyimpanan bahan kimia di pelabuhan. Meskipun berbagai sumber di Iran, telah mengemukakan kemungkinan sabotase.
Laporan dan penilaian menunjukkan ledakan itu, terkait dengan terbakarnya bahan kimia yang diterima Iran dari China, untuk produksi bahan bakar padat bagi rudal balistik.
Sumber media setempat mengungkapkan, api di Pelabuhan Shahid Rajaee sejak Sabtu hingga Rabu ini, masih menyala, meskipun pihak berwenang tampaknya telah berhasil mengendalikan kebakaran besar lainnya.
Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada bangunan di pelabuhan komersial terbesar di Iran. Laporan menunjukkan gelombang kejut akibat ledakan di pelabuhan itu, juga menyebabkan kerusakan bangunan lain dalam radius beberapa kilometer. (P-Jeffry W)