Tonton Youtube BP

Organisasi penyalur bantuan Gaza ikut bela Israel, bantah ada kelaparan massal

Jeffry Wuisan
29 Jul 2025 15:49
5 minutes reading

PRIORITAS, 29/7/25 (Tel Aviv): Gaza Humanitarian Foundation (GHF) atau Yayasan Kemanusiaan Gaza,  yang bertugas menyalurkan bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan pangan kepada penduduk Palestina di Jalur Gaza, membantah telah terjadi bencana kelaparan massal di wilayah yang sedang dilanda perang itu.

Ketua GHF, Pendeta Dr. Johnnie Moore, malah menuduh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) “bermain politik” dengan nyawa warga Gaza, karena condong pro militan Hamas.

Pimpinan GHF menilai personel PBB sering tidak fokus memastikan makanan terkirim ke penduduk Jalur Gaza. Tim PBB justru menyerang GHF dan berbicara tentang ketidakamanan.

Padahal mereka memiliki ratusan truk bantuan di dalam Gaza yang bahkan belum mereka pindahkan.

“Ini skandal internasional. Ada 950 truk di Gaza yang ditolak PBB untuk didistribusikan, sementara PBB terus berbicara tentang ketidakamanan pangan dengan keterlaluan. Kami menawarkan untuk mendistribusikan makanan itu atas nama mereka, dan mereka menolak. Saya tidak tahu mengapa. Saya yakin mereka bermain politik dengan nyawa manusia, tepat di tengah negosiasi kesepakatan penyanderaan”, tandas Moore.

Propaganda militan Hamas

Ia juga membela IDF dan membantah klaim adanya korban jiwa massal di dekat lokasi bantuan. “Itu hanya propaganda militan Hamas”, tegasnya.

Moore menyebutkan, justru lebih banyak orang terluka dalam upaya PBB menyalurkan bantuan di Jalur Gaza selama 24 jam, dibandingkan selama berminggu-minggu operasi GHF di sana.

Selain PBB, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) adalah satu-satunya organisasi nirlaba yang berpusat di AS dan mendapat mandat untuk menjadi ujung tombak penyaluran bantuan kemanusiaan,  agar tepat sasaran kepada masyarakat sipil Palestina di Jalur Gaza, tidak jatuh ke tangan militan Hamas.

Moore juga mengatakan tidak ada indikasi Israel Defense Forces atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melanggar hukum internasional, di tengah meningkatnya pengawasan atas pelaksanaan operasi militer di Jalur Gaza.

“Kami tidak melihat indikasi apa pun bahwa IDF gagal mematuhi hukum internasional atau kewajibannya,” tegas Moore kepada Ynetnews sepeti dikutip Beritaprioritas.com, hari Selasa (29/7/25).

Hamas adalah teroris

Dalam sebuah wawancara Senin malam, Moore, mengakui GHF telah memperluas operasinya di Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

“IDF menghadapi tantangan yang sangat sulit, dan saya tidak ingin menghakimi—terutama mengingat Hamas adalah organisasi teroris yang melanggar semua norma internasional dan bersembunyi di balik warga sipil,” ungkap Moore.

Pernyataannya ini menanggapi laporan banyak warga Palestina telah tewas di pusat distribusi bantuan yayasan tersebut di Gaza.

Secara tegas ia membantah klaim PBB dan militan Hamas yang menyebarkan informasi 1.000 orang warga tewas di dekat pusat distribusi pangan yang dikelola GHF.

“Angka itu palsu. Hamas menggunakan taktik menggolongkan warga sipil dan teroris saat melaporkan korban. Mereka hanya merilis angka dan mengaitkan semuanya dengan kami. Kami beroperasi di zona perang aktif. Mereka menyalahkan kami atas setiap kematian di Gaza. Tidak ada satu orang pun yang tertembak di dalam pusat bantuan kami”, jelasnya.

Kalaupun ada orang yang terluka, biasanya terjadi satu hingga dua kilometer jauhnya dari pusat distribusi.

“Kami melaporkannya secara resmi. Yang belum dilaporkan secara resmi adalah ratusan orang yang tewas di dekat fasilitas PBB atau oleh Hamas, yang kemudian menyalahkan GHF atau IDF”, ungkapnya.

Jangan sebar info salah

Moore memperingatkan agar tidak menyebarkan informasi yang salah, sehingga dapat membuat warga sipil enggan mencari bantuan yang menyelamatkan jiwa mereka. “Menyebarkan informasi palsu membuat orang enggan menerima bantuan,” ujarnya.

Ia juga menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan internasional lain yang beroperasi di Gaza,  menghalangi upaya yayasan tersebut karena alasan politik.

“PBB dan organisasi-organisasi internasional di Gaza merongrong kinerja yayasan dan mempermainkan kehidupan warga Gaza dengan politik,” ujar Moore, menuduh adanya penolakan untuk bekerja sama dengan GHF di lapangan.

Ketua GHF dengan tegas membantah adanya klaim pusat-pusat bantuan GHF telah menjadi jebakan maut, tempat para warga sipil tewas,  hanya karena berebutan mengambil bantuan.

“Bohong, semuanya bohong. Ini adalah disinformasi Hamas, yang dikaburkan oleh suara-suara ramah di media dan organisasi internasional”, jelasnya.

Faktanya, kata dia, selama dua bulan terakhir, yayasan tersebut telah menjadi satu-satunya sumber distribusi makanan yang konsisten di Gaza. Sebanyak 100 juta makanan telah diberikan kepada 800.000 warga Gaza.

Direkayasa militan Hamas

Moore mengemukakan, seluruh cerita soal jebakan itu direkayasa miltan Hamas dan dibesar-besarkan individu-individu yang bersimpati di media arus utama dan badan-badan internasional.

“Alih-alih bekerja sama dengan kami untuk menjangkau lebih banyak orang, mereka memilih tidak hanya memboikot kami tetapi juga menyabotase pekerjaan kami”, ungkapnya.

GHF, kata dia, tetap bertahan untuk mendistribusikan lebih banyak makanan ke penduduk Palestina.

Menurutnya, terlepas dari semua tantangan yang ada, ini adalah kesuksesan bersejarah. “Anda tidak dapat membayangkan seperti apa Gaza tanpa GHF” tambahnya.

Israel telah melarang tim PBB mendistribusikan bantuan selama beberapa bulan lalu, hingga akhirnya ditunjuk GHF untuk menjadi penyalur langsung ke tangan warga sipil Palestina.

Menurut pemerintah dan militer Israel, larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah pasokan jatuh ke tangan militan Hamas. “Hamas secara rutin mencuri truk-truk penuh makanan dari komunitas internasional,” kata Moore.

Kebanyakan militan Hamas berhasil mencuri makanan di pusat banuan yang dikelola PBB, bukan yang dinaungi GHF.

Sistem penyaluran khusus

Tim GHF sendiri sudah merancang sistem secara khusus untuk mengatasi masalah inti pencurian makanan dan pembajakan konvoi bantuan yang memasuki Jalur Gaza.

Paket bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan makanan sengaja dicuri militan Hamas utuk menjualnya kembali, atau menggunakannya untuk merekrut pejuang.

“Mereka menggunakan berbagai taktik untuk memperpanjang perang. Tujuan kami adalah mengatasi masalah itu. Tidak ada satu pun truk kami yang dicuri. Kami memiliki petugas bantuan lokal Gaza yang tahu persis siapa yang mereka layani—dan mereka tahu kami tidak mendistribusikan makanan kepada anggota militan Hamas”, paparnya.

GHF dirancang untuk mengirimkan ratusan ribu kotak makanan setiap hari. Modelnya berbeda dengan PBB, yang mengoperasikan ratusan lokasi distribusi kecil.

Tujuan adanya GHF adalah membanjiri Gaza dengan makanan, untuk mengatasi kerawanan pangan.

Sekarang masalahnya terletak pada PBB dan organisasi internasional di Jalur Gaza, yang bertindak seolah-olah mereka manusiawi tetapi berperilaku seperti politisi.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x