PRIORITAS, 12/11/24 (Jakarta): Operasi telerobotik diharapkan dapat membawa manfaat dalam hal transfer pengetahuan di Indonesia. Melalui operasi robotik, dokter-dokter di daerah yang lebih terpencil dimungkinkankan untuk belajar melakukan operasi jarak jauh, tanpa harus berada di lokasi yang sama dengan tim medis ahli.
Hal itu disampaikan Prof. Dr. Agus Rizal Hamid, SpU(K), Ph.D, salah satu dokter bedah yang bertanggung jawab atas operasi robotik pertama di Indonesia dan Asia Tenggara pada Agustus 2024 lalu. Operasi tersebut dilaksanakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dengan tim dokter yang mengoperasikan sistem robotik tersebut berada di RSUP Ngoerah, Bali.

Dokter spesialis Urologi dan Konsultan Onkologi itu menjelaskan, operasi telerobotik adalah sebuah prosedur minimal invasif yang berbasis pada teknologi robotik. Operasi telerobotik memungkinkan tindakan bedah dilakukan dari jarak jauh, menggunakan sistem telekomunikasi dan kendali robotik yang terhubung.
Dikatakan, operasi telerobotik tersebut memungkinkan prosedur bedah dilakukan dengan tingkat presisi yang tinggi meskipun dilakukan dari jarak jauh, bahkan antar pulau. Hal tersebut tentunya memberikan manfaat besar, terutama untuk daerah-daerah terpencil atau sulit dijangkau.
Ia berharap, melalui telerobotik, dokter di daerah yang jauh dari pusat medis besar, seperti di pulau-pulau terluar, bisa belajar dan melakukan prosedur bedah robotik dengan bantuan jarak jauh. “Ini membuka peluang baru untuk meningkatkan pelayanan medis di seluruh Indonesia,” kata Agus.
Dijelaskannya, telerobotik adalah penggabungan dari teknologi robotik dan telekomunikasi. Dalam operasi ini, tim medis tidak berada di dekat pasien, melainkan mengendalikan alat bedah robotik dari konsol yang ada di lokasi terpisah seperti yang dilakukan pada operasi perdana Agustus lalu. “Tim yang berada di Bali menggerakkan robot yang beroperasi di Jakarta,” kata Agus, yang juga Staf Departemen Urologi FKUI-RSCM, saat mengunjungi Antara Heritage Center (AHC) di Pasar Baru, Jakarta, Senin (11/11/24), seperti diberitakan Antara.
Agus juga menjelaskan bahwa meskipun telerobotik menggunakan teknologi canggih, keahlian dasar dalam operasi minimal invasif tetap menjadi persyaratan utama bagi dokter yang terlibat.
“Dokter bedah yang terlibat dalam telerobotik harus memiliki keahlian dalam operasi minimal invasif, seperti laparaskopi. Namun, kemampuan dalam mengoperasikan teknologi robotik juga menjadi penting karena proses ini melibatkan pergerakan yang sangat presisi,” kata Agus menambahkan. (P-ht)