PRIORITAS, 8/7/24 (Jakarta): Cukup lama tak ada khabar, tiba-tiba Minggu (7/7/24) kemarin muncul intormasi, Jamaah Islamiyah atau yang dikenal dengan sebutan “JI” menyatakan secara resmi telah membubarkan organisasi mereka.
Ya, JI mengumumkan pembubaran organisasi dan menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Bogor pada Minggu 30 Juni 2024.
Sebagaimana diungkapkan Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Bidang Radikalisme dan Intoleransi, Nuruzzaman, pihaknya tentu menyambut baik pengumuman terbuka atas pembubaran JI ini.
Lebih lanjut, Nuruzzaman pun mengapresiasi pendekatan deradikalisasi yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri atas pembubaran organisasi tersebut.
“Kami mengapresiasi Densus 88 AT Polri atas capaiannya, deradikalisasi dan soft approach yang berhasil hingga Jamaah Islamiyah membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI,” kata Nuruzzaman dalam siaran pers yang dikutip, Minggu (7/7/24).
Kawal terus proses deradikalisasi
Selanjutnya Nuruzzaman berharap, Densus 88 dapat terus mengawal proses deradikalisasi ini hingga sampai akar rumput simpatisan JI.
Pria yang karib disapa Bib Zaman ini meminta mereka untuk dikawal untuk kembali ke NKRI jangan sampai seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Para petinggi JI sudah menyatakan bahwa selama ini mereka khilaf dan paham mereka salah. Saya kira sikap tegas JI untuk kembali ke NKRI patut diapresiasi, tidak ngambang seperti HTI,” kata Zaman.
Bib Zaman pun meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan stakeholders pendidikan Islam untuk melakukan pendampingan ke beberapan pesantren yang selama ini terafiliasi dengan JI.
“Pesantren dan lembaga pendidikan yang selama ini terafilisasi dengan JI juga sudah menyatakan kesiapannya untuk menggunakan kurikulum pendidikan yang dirumuskan negara. Ini perlu didampingi oleh jajaran Kementerian Agama,” kata Bib Zaman.
“Proses pendampingan dan pendekatan perlu terus dilakukan agar kembalinya JI ke NKRI tidak hanya pada level pimpinan tapi juga hingga ke seluruh anggotanya di akar rumput,” ujar Staf Khusus Menteri Agama itu.
Diumumkan melalui video
Diketahui, pembubaran JI diumumkan melalui rekaman video yang memuat pernyataan atas hasil kesepakatan majelis para senior dengan para pimpinan lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang berafiliasi dengan Al Jamaah Al Islamiyah.
Disebutkan,,ada enam pernyataan sikap yang disampaikan atas nama 16 orang dan diumumkan dalam rekaman video tersebut.
Salah satunya poinnya menyatakan pembubaran JI dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, ditegaskan juga kesiapan mereka untuk mengikuti peraturan hukum yang berlaku di NKRI serta berikut konsekuensi logisnya.
Mereka juga menegaskan kesiapannya untuk terlibat aktif mengisi kemerdekaan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermartabat.
Pernyataan sikap
Berikut pernyataan sikap JI yang disampaikan melalui rekaman video: Hasil kesepakatan Majelis para senior dengan para pimpinan lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang berafiliasi dengan Al Jamaah Al Islamiyah:
1. Menyatakan pembubaran Al Jamaah Al Islamiyah dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menjamin kurikulum dan materi ajar terbebas dari sikap tatharruf dan merujuk kepada paham Ahli Sunnah wal Jamaah.
3. Membentuk tim pengkajian kurikulum dan materi ajar.
4. Siap untuk terlibat aktif mengisi kemerdekaan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan bermartabat.
5. Siap mengikuti peraturan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkomitmen dan konsisten untuk menjalankan hal-hal yang merupakan konsekuensi logisnya.
6. Hal-hal yang berkaitan dengan kesepakatan di atas akan dibicarakan dengan negara melalui Densus 88 Anti Teror Mabes Polri Bogor, 24 Zulhijjah 1445 H yang bertepatan 30 Juni 2024 M.
Yang membuat pernyataan:
1. Abu Rusydan.
2. Bara Wijayanto.
3. Zarkasyi.
4. Abu Fatih.
5. Abu Mahmudah.
6. Solahuddin.
7. Saptono Munadi.
8. Fahim.
9. Bambang Sukirno.
10. Qodri Fathurrahman.
11. Imtihan Syafii.
12. Hamad Nur Syahid.
13. Mustaqim Safar.
14. Abu Dujana.
15. Tengku Azhar.
16. Bahruddin Rohmat. (P-KPS/jr) — foto ilustrasi istimewa