26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Naik 6,06 persen, aset negara per 31 Desember 2023 Rp13.072,8 T

    Terkait

    PRIORITAS, 4/7/24 (Jakarta): Dampak positif dari ekonomi yang terus membaik, aset negara hingga 31 Desember 2023 telah mencapai Rp13.072,8 triliun.

    Terungkap, angka ini naik sekitar 6,06 persen dari catatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12.325,45 triliun berdasarkan data sebagaimana tertuang dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2022 setelah diaudit.

    Menteri Keuangan, Sru Mulyanu mengungkaokan total aset negara per akhir tahun lalu itu saat pidato tentang Penyampaian Pokok-Pokok Keterangan Pemerintah atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2023 dalam Rapat Paripurna ke-20 di hadapan para anggota DPR.

    “Posisi keuangan pemerintah ditunjukkan dalam Neraca per 31 Desember 2023 yang terdiri dari Aset Rp13.072,8 triliun,” kata Sri Mulyani di Ruang Rapat Paripurna DPR, Jakarta, Kamis (4/7/24).

    Angka total kewajiba 

    Sri Mulyani juga mengungkapkan total kewajiban negara per akhir tahun lalu sebesar Rp9.536,7 triliun, dan ekuitas Rp3.536,1 triliun. Kewajiban pemerintah pun naik dibanding catatan pada 2022 yang sebesar Rp8.920,56 triliun, sedangkan ekuitas naik tipis dari Rp3.404,89 triliun.

    “Kenaikan ekuitas tahun 2023 tanpa revaluasi aset merupakan pertama kalinya sejak pelaporan keuangan berbasis akrual diterapkan. Hal ini tidak terlepas dari baiknya kinerja penerimaan yang diikuti dengan belanja pemerintah yang juga semakin berkualitas,” tutur Sri Mulyani.

    Pada kesempatan itu, Sri Mulyani juga menyampaikan Laporan Operasional (LO) Tahun 2023 dengan Pendapatan Operasional Rp3.083,2 triliun dan Beban Operasional Rp3.111,7 triliun, yang membentuk Defisit dari Kegiatan Operasional Rp28,4 triliun.

    Surplus Kegiatan Non Operasional

    Di sisi lain, terdapat Ssrplus dari Kegiatan Non Operasional sebesar Rp 60,1 triliun, yang membentuk Surplus LO Tahun 2023 sebesar Rp31,6 triliun. “Surplus LO Tahun 2023 merupakan yang pertama kali terjadi sejak penerapan akuntansi berbasis akrual atau sejak laporan operasional mulai disusun pada 2015,” ujar Sri Mulyani.

    Laporan Arus Kas Tahun 2023 memberikan informasi mengenai arus penerimaan dan pengeluaran kas negara selama tahun 2023. Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi minus Rp34,8 triliun, arus kas bersih dari Aktivitas Investasi minus Rp391,6 triliun, arus kas bersih dari Aktivitas Pendanaan Rp445,8 triliun, dan arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris Rp88,7 triliun.

    “Arus kas bersih dari Aktivitas Investasi yang bernilai negatif mencerminkan upaya Pemerintah untuk melakukan investasi terutama dalam rangka mendukung proyek pembangunan infrastruktur,” ungkap Sri Mulyani. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini