Tonton Youtube BP

Militan Hamas ketar-ketir usai dapat ancaman baru dari Presiden AS

Jeffry Wuisan
26 Oct 2025 22:58
4 minutes reading

PRIORITAS, 26/10/25 (Tel Aviv): Kelompok militan Hamas di Jalur Gaza ketar-ketir setelah mendapat ancaman baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, agar dalam 48 jam harus mengembalikan semua jenazah sandera Israel.

“Beberapa jenazah sulit ditemukan, tetapi entah mengapa Hamas tidak mengembalikan sisanya. Mari kita lihat apa yang akan dilakukan Hamas dalam 48 jam ke depan. Saya mengamati dengan saksama,” ancam Trump di platform media sosialnya, Truth Social,  seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Minggu (26/10/25).

Menurut Trump, militan Hamas jangan mencari-cari alasan untuk sengaja menunda proses gencatan senjata selanjutnya di Jalur Gaza.

Militan Hamas sebelumnya sudah diberi waktu cukup panjang untuk segera mencari lokasi, yang mereka ketahui sebagai tempat para sandera dikuburkan.

“Hamas harus segera mengembalikan jenazah para sandera atau negara-negara lain yang terlibat dalam proses perdamaian akan campur tangan”, tegas Presiden Trump.

Sebelumnya Presiden AS mengakui ia bisa saja memberi ijin Israel kembali melanjutkan perang di Jalur Gaza, jika militan Hamas tidak mematuhi perjanjian gencatan senjata di Mesir.

Akibat desakan dari Israel maupun ancaman dari AS, kelompok militan Hamas dilaporkan bekerja siang- malam melakukan penggalian di sejumlah lokasi di Jalur Gaza.

Bahkan laporan terbaru menyebutkan militan Hamas bergabung dengan tim Palang Merah Internasional, untuk mencari sandera yang terbunuh di wilayah Jalur Gaza yang saat ini dikuasai militer Israel (IDF).

“Ini suatu tindakan langka, anggota Hamas diizinkan membantu tim Palang Merah di wilayah yang dikuasai IDF,  untuk menemukan sisa sandera yang dikuburkan”, lapor media Ynetnews.

Wilayah militer Israel

Pencarian kuburan sandera Israel dilaporkan sedang dilakukan di Rafah dan Khan Younis, dengan Kota Gaza sebagai lokasi berikutnya.

Pihak Israel mengakui telah mengizinkan anggota militan Hamas untuk bergabung dengan tim pencarian Palang Merah, yang beroperasi di dalam wilayah Gaza yang dikuasai militer Israel, termasuk di zona ‘garis kuning’.

Ini untuk membantu menemukan sejumlah jenazah sandera Israel yang ditawan di daerah itu, media Arab melaporkan pada hari Minggu.

Menurut laporan dari Al Jazeera dan saluran TV Al Araby yang berbasis di Qatar, tim Palang Merah yang didampingi anggota militan Hamas,  mulai bekerja di kota Rafah dan diperkirakan akan memperluas operasi mereka ke Kota Gaza.

Al Jazeera melaporkan para pejabat militan Hamas bertemu dengan perwakilan Palang Merah di wilayah Mawasi, Rafah.

Militan Hamas mengatakan telah memberikan lokasi tempat sandera Israel, Hadar Goldin dikuburkan.

Goldin adalah seorang tentara Israel yang tewas dan diculik selama perang Gaza tahun 2014 lalu.

Laporan tersebut menyatakan militan Hamas telah menyerahkan peta dan koordinat, yang menunjukkan lokasi kemungkinan jenazah Goldin dimakamkan di wilayah Tel al-Sultan. Upaya pencarian dilaporkan dipusatkan di wilayah Rafah.

Laporan tersebut juga menunjukkan alat berat yang dibawa ke Jalur Gaza pada hari Sabtu, digunakan dalam pencarian sandera tambahan yang tewas, termasuk di lingkungan Hamad di utara Khan Younis.

Masih 13 sandera

Hingga Minggu ini, sebanyak 13 sandera Israel yang tewas masih berada di Jalur Gaza.

Para pejabat Israel mengatakan militan Hamas dapat segera mengembalikan jenazah, setidaknya delapan dari mereka.

Israel mendesak adanya terobosan dalam beberapa jam mendatang, setelah lima hari tanpa kemajuan dalam proses pembebasan jenazah sandera yang tersisa.

Para keluarga sandera telah menyuarakan rasa frustrasi mereka.  Kepada pejabat Amerika Serikat dalam beberapa pertemuan terakhir, mereka yakin militan Hamas “menggertak”.

Militan Hamas dinilai memiliki kemampuan untuk mengembalikan jenazah para sandera, tetapi Israel tidak memberikan tekanan yang cukup.

Orang tua salah satu sandera yang jenazahnya masih berada di Jalur Gaza,  mengatakan  terganggu adanya pesan terbaru Israel.

“Kami mendengar Israel sekarang mengatakan Hamas mungkin tahu lokasi delapan orang, tetapi bukan lima. Itu sangat meresahkan. Ada kesalahan dalam negosiasi kesepakatan ini,” kata mereka.

Keluarga korban mendesak pembebasan tahanan Palestina seharusnya dikondisikan dengan pemulangan penuh semua jenazah sandera.

“Sekarang Hamas mempermainkan kami, dan Israel sudah mempersiapkan publik untuk lebih banyak kasus seperti Ron Arad,” tambah mereka, merujuk pada penerbang Israel yang hilang sejak 1986.

Hamas menyesatkan

Amerika Serikat dilaporkan menerima penilaian Israel soal militan Hamas yang menyesatkan para mediator,  tentang keberadaan jenazah-jenazah sandera tersebut.

Militan Hamas berkeinginan untuk menunda implementasi perjanjian gencatan senjata yang lebih luas dan menghindari perlucutan senjata.

Para pejabat Mesir sudah memasuki Jalur Gaza pada hari Sabtu sebagai bagian dari upaya untuk menemukan jenazah para sandera Israel.

Tokoh senior militan Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan kelompok tersebut telah mulai mencari jenazah di wilayah baru, sebuah klaim yang tampaknya sejalan dengan operasi pencarian yang sedang berlangsung.

Penundaan dalam pengembalian jenazah para sandera Israel dari militan Hamas, kini dilihat sebagai hambatan besar untuk melangkah maju ke tahap berikutnya dari perjanjian yang ditengahi dengan mediasi internasional.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x