
Pelabuhan Bitung. (Istimewa)
PRIORITAS, 10/11/24 (Manado): Pemerintah akan menetapkan Pelabuhan Bitung menjadi salah satu dari tiga pelabuhan yang akan dijadikan sebagai pelabuhan impor atau entry point untuk sejumlah komoditas industri tertentu ke wilayah Indonesia timur.
“Ada tiga titik yang ditetapkan untuk pelabuhan impor yakni Pelabuhan Sorong di Papua Barat Daya, Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara dan Pelabuhan Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, belum lama berselang.

Pelabuhan peti kemas Bitung. (Istimewa)
Dia mengatakan, barang barang impor dari negara-negara maju seperti Jepang, Korea dan China di kawasan Asia Pasifik akan masuk di Indonesia melalui pelabuhan Bitung.
Peluang pertumbuhan ekonomi lokal
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Manado, Joy Tulung, PhD menuturkan, hal ini membuka peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Ia memaparkan beberapa potensi dan langkah yang bisa diambil oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk memaksimalkan manfaat dari kebijakan ini.
Pertama, peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja, dengan peningkatan arus barang di Pelabuhan Bitung, Sulut berpotensi menjadi pusat distribusi untuk komoditas industri di kawasan timur Indonesia.
“Peningkatan ini dapat merangsang investasi baru di sektor transportasi, logistik, pergudangan, dan industri terkait lainnya, yang akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian lokal.
Kedua, Pengembangan Industri Lokal dan Potensi Ekspor, Keberadaan pelabuhan impor di Bitung akan mendorong pertumbuhan industri lokal, terutama sektor manufaktur dan pengolahan yang memanfaatkan bahan baku impor,” jelasnya.
Selain itu, pelabuhan ini juga bisa menjadi titik ekspor strategis bagi produk unggulan Sulut, seperti perikanan, kelapa, dan produk olahan lainnya, yang dapat langsung dikirim ke pasar internasional dengan biaya logistik yang lebih rendah.
Ketiga, Pengurangan Biaya Logistik dan Waktu Distribusi, Sebagai salah satu pelabuhan impor, Bitung akan memudahkan akses distribusi barang ke seluruh wilayah Indonesia timur.
Tulung menambahkan, pengurangan waktu dan biaya logistik ini berpotensi membuat harga barang lebih kompetitif, mendukung daya beli masyarakat, dan mendorong efisiensi operasional bagi para pelaku industri.
Keempat, Peningkatan Peran sebagai Hub Logistik Kawasan Timur, Dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, Bitung berpeluang menjadi pusat logistik utama untuk kawasan timur Indonesia.
” Hal ini akan menjadikan Sulut sebagai titik transit dan distribusi yang lebih strategis, meningkatkan status ekonomi wilayah sekaligus menarik investasi di sektor logistik dan transportasi,” katanya optimis.
Memaksimalkan kesempatan
Ia pun memberikan saran terkait langkah-langkah yang harus disiapkan untuk memaksimalkan kesempatan ini yakni, meningkatkan Infrastruktur Pendukung, Pemerintah daerah perlu meningkatkan infrastruktur penunjang, termasuk akses jalan, fasilitas gudang, dan transportasi darat yang efisien menuju dan dari pelabuhan.
Hal ini sangat penting agar distribusi barang dari pelabuhan ke berbagai wilayah di Sulut dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.
Kemudian, menyediakan Insentif Investasi bagi Industri Logistik dan Manufaktur, Memberikan insentif fiskal seperti pengurangan pajak atau kemudahan perizinan bagi perusahaan yang ingin berinvestasi di Sulut, khususnya di sektor logistik, transportasi, dan industri pengolahan.
Insentif ini dapat menarik lebih banyak investor untuk membangun pabrik atau gudang di sekitar Pelabuhan Bitung.
Memperkuat Konektivitas Digital untuk Mendukung Sistem Logistik Terpadu, Investasi dalam teknologi dan digitalisasi sangat penting untuk memantau arus barang dan efisiensi logistik.
Lanjutnya, Pemerintah dapat memfasilitasi sistem informasi terpadu antara pelabuhan, bea cukai, dan pihak industri untuk mempercepat proses administrasi, mengurangi birokrasi, dan memastikan ketertelusuran logistik.
“Pemerintah juga harus mengembangkan Kapasitas Tenaga Kerja Lokal, Peluang ini memerlukan tenaga kerja terampil di bidang logistik, manajemen gudang, dan industri manufaktur,” sarannya.
Tak hanya itu, ia juga menilai, Pemerintah daerah bersama lembaga pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan program pelatihan untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang berkembang di sekitar pelabuhan.
Yang tak kalah penting ialah melakukan Promosi Aktif kepada Investor Nasional dan Internasional, Pemerintah Sulut bisa melakukan promosi aktif, baik di dalam maupun luar negeri, untuk menarik minat investor agar memanfaatkan Pelabuhan Bitung sebagai basis produksi dan distribusi.
Hal ini bisa dilakukan melalui pameran investasi, kerjasama bisnis, dan berbagai program promosi lainnya untuk meningkatkan visibilitas Sulut sebagai pusat industri dan logistik yang strategis.
Dan yang terakhir ialah Peningkatan Kerjasama dengan Daerah sekitar, Kerjasama antar daerah di kawasan timur Indonesia perlu diperkuat, misalnya dalam bentuk perjanjian dagang regional atau penyusunan rute logistik bersama yang efisien.
Langkah ini dapat memperkuat peran Bitung sebagai pusat distribusi dan menjadikannya hub logistik yang dapat menghubungkan berbagai provinsi di Indonesia timur.
“Dengan pemanfaatan optimal dari kesempatan ini, Sulut dapat meningkatkan daya saing regional, menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih tangguh, dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan timur Indonesia,” tukasnya.
Secara terpisah, Ekonom lain Dr Hizkia Tasik juga menuturkan, dijadikannya Pelabuhan Bitung jadi entry point memiliki sisi positif dan juga negatif. Sisi positifnya, hal ini dapat membuat biaya logistik jauh lebih murah.
“Ini juga akan memajukan industri karena harga jual akan lebih kompetitif,” sebutnya.
Sementara sisi kurang baiknya ialah, entry point ini akan mendorong peningkatan barang impor yang masuk di Sulut. Hal ini akan sedikit menganggu pelaku UMKM. “Tapi kita tidak ada pilihan lain. Saya berharap UMKM kita bisa menyesuaikan diri perubahan yang ada,” jelasnya seperti dilansir Manadopost.id. (P-wr)— foto ilustrasi istimewa
No Comments