PRIORITAS, 23/5/24 (Jakarta): Di Indonesia, harga BBM relatif stabil selang dua tahun terakhir, kendati ada gejolak energi dunia akibat perang dan krisis lainnya.
Namun, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami kenaikan jelang masa liburan AS, Kemerdekaan AS 4 Juli, dan liburan musim panas.
Dilaporkan juga, harga bensin berjangka AS telah menguat 19 persen tahun ini. Hal tersebut akibat pemotongan produksi OPEC dan kekhawatiran perang Israel-Hamas yang dapat memicu konflik Timur Tengah lebih luas di kawasan, sehingga mengganggu pasokan.
Sebagai respons atas kenaikan harga tersebut, Pemerintahan Presiden Joe Biden akan menggelontorkan satu juta barel BBM.
Disebutkan, jumlah satu juta barel tersebut diambil dari Cadangan Minyak Strategis (Strategic Petroleum Reserve/SPR) yang tersimpan di Timur Laut negara itu. Hal ini dilakuan untuk menekan harga BBM di SPBU yang naik.
Rp57.739 per gallon
Sebagaimana dilansir dari situs AAA, saat ini, harga bensin di rata-rata SPBU AS sekitar US$3,611 per 22 Mei 2024 atau sekitar Rp57.739 per gallon (Rp15.990/US$),
Setiap datu gallon setara dengan 3,78 liter. Ini artinya, harga bensin dengan Research Octane Number (RON) 87 tersebut mencapai Rp15.274 per liter.
Sementara untuk harga BBM mid-grade dengan RON 89-90 atau yang setara dengan Pertalite di Indonesia, memiliki harga US$4,065 per gallon atau sekitar Rp17.195 per liter. Sedangkan Pertalite sendiri dijual di Indonesia di harga Rp10.000 per liter.
Selanjutnya untuk harga BBM Premium dengan RON 91-94 atau setara dengan Pertamax di Indonesia, memiliki harga US$4,408 per gallon atau sekitar Rp18.646 per liter. Sedangkan harga Pertamax di Jakarta dibanderol dengan harga Rp12.950 per liter.
Cenderung lebih mahal di AS
Maka dari itu dapat dikatakan, harga BBM AS cenderung lebih mahal dibandingkan harga BBM di Indonesia per liternya.