24.2 C
Jakarta
Wednesday, January 29, 2025
spot_img

    Kemenbud siap daftarkan Kolintang ke UNESCO bersama Reog Ponorogo dan Kebaya 

    Terkait

    PRIORITAS, 6/11/24 (Jakarta): Perangkat musik tradisional asal Minahasa, Sulawesi Utara, kolintang, siap didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada Desember mendatang sebagai “warisan budaya tak benda”. Ia akan didaftarkan bersama dua kebudayaan tradisional lainnya yaitu reog Ponorogo dan kebaya.

    Hal itu disampaikan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/24). “Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperluas pengakuan dunia terhadap warisan budaya Indonesia, khususnya melalui program pengakuan UNESCO yang terus diperjuangkan,” ujarnya.

    “Beberapa program yang mencerminkan pilar kebijakan itu, warisan budaya dunia, program ini berfokus pada konservasi situs warisan budaya, pengakuan UNESCO, dan advokasi internasional. Memang kita ingin meningkatkan pengakuan UNESCO atau registrasi di UNESCO ini lebih banyak lagi,” kata Fadli Zon lagi.

    Indonesia diketahui memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dengan sekitar dua ribu elemen budaya yang telah diidentifikasi di tingkat nasional sebagai Intangible Cultural Heritage atau warisan tak benda. Namun, saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 13 elemen budaya yang terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pentingnya upaya untuk meningkatkan jumlah tersebut, mengingat kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa dan tak tertandingi di dunia. Menurut dia potensi budaya Indonesia sangat besar, dan hal ini harus dioptimalkan agar lebih banyak warisan budaya lokal mendapat pengakuan internasional.

    Selain pengakuan UNESCO, Menteri Fadli menegaskan komitmen pemerintah dalam melestarikan tradisi lokal dan mendorong keterlibatan komunitas lokal dalam konservasi kebudayaan.

    “Ini yang saya kira ingin kita tingkatkan, bagaimana kehadiran warisan budaya dunia kita yang begitu kaya, dan memang kekayaan budaya kita ini saya kira tidak ada bandingannya di dunia lain, di negara-negara lain, ini yang ingin kita optimalkan. Kemudian revitalisasi tradisi lokal, melestarikan seni bahasa kearifan lokal yang mulai memudar dan melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan pelestarian,” ungkapnya.

    Menyadari perkembangan zaman, ia juga menyoroti pentingnya budaya digital dan ekonomi budaya dalam mempromosikan warisan Indonesia di kancah internasional, seperti melalui film, animasi, dan video game berbasis budaya.

    Hal tersebut, menurut Fadli, akan membantu mempercepat pertumbuhan industri kreatif yang berakar pada budaya lokal. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk Komisi X DPR RI, menurutnya sangat krusial untuk merealisasikan visi pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia secara menyeluruh dan berkesinambungan.

    Sebelum ini, kolintang sudah beberapa kali diajukan pemerintah ke UNESCO tapi ditolak karena dianggap tidak memenuhi syarat. UNESCO melihat adanya alat musik sejenis kolintang di negara lain seperti di Filipina dan Afrika Barat. Tahun 2023 lalu, kolintang bahkan diajukan bersama dengan alat musik serupa dengan nama “Balafon” milik Afrika Barat, namun sampai sekarang belum jelas nasibnya. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini