PRIORITAS, 9/3/25 (Jakarta): Hingga saat ini belum ada informasi yang jelas, baik dari pihak kepolisian maupun Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) tentang kejadian tewasnya seorang mahasiswa bernama Kenzha Ezra Walewangko. Korban ditemukan tewas di area kampus perguruan tinggi di Jakarta Timur tersebut pada Selasa (4/3/25) lalu.
Rumor pun berembus kencang, yang menyatakan, seolah ada kesan pihak tertentu sengaja ingin menutup-nutupi kasus kematian mahasiswa kawanua asal Manado tersebut. Malahan disebut hanya sebagai sebuah kecelakaan biasa.
Terkait itulah, Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Indonesia, Angelica Tengker mengingatkan para pihak, agar jangan ada penggiringan opini, terutama kepada hal-hal negatif dari sisi korban, tanpa bukti yang jelas.
“(Terus terang) Kami turut prihatin dan berbelasungkawa, serta memantau perkembangan dari kasus ini. Kami berharap bisa diusut tuntas, tidak ada penggiringan opini kepada hal negatuf dari sisi korban tanpa bukti yangg jelas,” tegas Angelica Tengker kepada Beritaprioritas.com, Minggu (9/3/25).
Tim Advokasi Hukum siap membantu
Ditegaskannya lagi, DPP KKK sejak awal sudah melakukan koordinasi internal, dan tim advokasi hukum siap membantu, serta melanjutkan komunikasi dengan pihak keluarga, karena pada akhirnya keluarga yang akan memutuskan.
Sebelumnya, Kepolisian Metro Jakarta Timur (Jaktim), mengungkapkan, masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya Kenzha Ezra Walewangko, seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
“Kita masih lakukan pendalaman terhadap keterangan para saksi dan alat bukti lain,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (7/3/25).
Nicolas membenarkan terkait kabar kematian korban mahasiswa UKI ini. Namun, Nicolas belum dapat memastikan korban meninggal dunia karena mengalami kekerasan atau penyebab lain.
Polisi masih melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan dari saksi dan mengumpulkan alat bukti. “Mahasiswa tewas benar,” Ujar Nicolas.
Kampus jangan terjebak jaga reputasi
Sementara itu, sejumlah pihak yang peduli terhadap kasus kematian tersebut meminta pihak otoritas UKI jangan terjebak jaga reputasi.
“Pihak kampus harus ikut peduli, dan harus bertindak menjaga kenyamanan serta keamanan kampus, termasuk pengungkapan tuntas kasus kematian mahasiswanya ini,” kata John Wointana, seorang anggota kawanua di Jabodetabek.
Dia juga menyatakan, sudah mendapat informasi berupa rumor yang seolah menyatakan, korban itu mabuk lalu jatuh dari motor dan tewas.
Padahal, menurutnya, ini harus ditanyakan lebih detil kepada para saksi mata. Juga memeriksa hasil visum. Sebab, lanjutnya, ada tanda-tanda korban itu alami kekerasan, seperti tindak pengeroyokan, dan lagi beberapa bagian tubuhnya berdarah.
Hanya info via Instagram
Sementara itu, pihak kampus UKI hanya menyampaikan info melalui akun Instagram resminya @uki_1953, yakni menyampaikan duka cita atas peristiwa tewasnya mahasiswa tersebut.
“Kami turut berduka atas kehilangan ini,” tulis unggahan itu dan juga disampaikan, kasus itu sedang diselidiki oleh polisi.
UKI mengajak semua pihak agar menunggu proses hukum yang sedang dilakukan. Diharapkan, tak ada yang menyebarkan informasi hoaks mengenai kematian korban.
“Kami mengajak semua pihak untuk menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dan tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi oleh pihak yang berwajib,” tulis unggahan itu.
UKI berkomitmen untuk bekerjasama dengan pihak berwenang dalam mencari kejelasan atas peristiwa ini. “Segala informasi resmi akan kami sampaikan melalui kanal komunikasi UKI,” lanjut unggahan itu. (P-*r/Selvijn R/Jeffry P)