26.3 C
Jakarta
Sunday, September 8, 2024

    John Riady: Inovasi jadi pilar penting pertumbuhan ekonomi, dan berharap lahirnya Indonesia Impact Fund diinisiasi ABAC

    Terkait

    Jakarta, 19/11/20 (SOLUSSInews.com) – Pebisnis muda kaliber internasional, John Riady yang merupakan Alternate Member APEC Business Advisory Council atau ABAC Indonesia, mengungkapkan, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi menjadi pilar sangat penting.

    Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya acceleration of trend, hal ini menurutnya mendorong setiap organisasi perusahaan dan juga semua negara untuk mempercepat inisiatif-inisiatif dimana sifatnya inovasi, agar tidak ketinggalan serta dapat terus bertumbuh dengan baik.

    Dikatakan, dalam inovasi dan juga perkembangan teknologi digital, Indonesia menjadi salah satu leader.

    “Indonesia merupakan salah satu negara atau pasar dengan tren pertumbuhan digital yang tercepat. Kami melihat sendiri begitu cepatnya pertumbuhan dari startup Indonesia yang sangat berhasil, dan banyak dari mereka yang sekarang sudah berhasil melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN. Jadi memang ini (inovasi) menjadi salah satu pilar pertumbuhan yang akan mendukung program-program pemerintah,” kata John Riady dalam konferensi pers ABAC Indonesia, Kamis (19/11/20).

    Berharap lahirnya Indonesia Impact Fund

    John Riady berharap lahirnya Indonesia Impact Fund yang diinisiasi APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia juga bisa semakin mendukung perkembangan ekosistem digital di Indonesia yang sudah memperlihatkan tren positif.

    Sementara itu, Ketua ABAC Indonesia, Anindya Bakrie mengungkapkan, selain inovasi, pilar utama lainnya sebagai pendukung pemulihan ekonomi Asia-Pasifik yang disuarakan ABAC saat pertemuan virtual ABAC IV 2020 baru-baru ini ialah integrasi ekonomi dan inklusi. Ketiga prioritas ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi APEC dalam jangka panjang.

    Terkait dengan pilar inovasi, Anindya Bakrie menambahkan, pandemi Covid-19 telah membuka mata dan membuat kita sadar, konektivitas digital merupakan hal penting dan harus menjadi prioritas untuk dunia pascapandemi ini. Di era Industri 4.0, Indonesia juga telah menghasilkan banyak inovasi yang bermanfaat bagi perkembangan perusahaan startup dalam satu dekade terakhir. Mulai dari online ride hailing hingga digital wallet dengan model bisnis yang luas dari Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C).

    “Potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangat besar dan banyak sektor yang berpotensi untuk berkembang, seperti pendidikan, kesehatan, dan energi terbarukan,” ungkap Anindya.

    Pilar integrasi ekonomi

    Mengenai pilar integrasi ekonomi, Anindya Bakrie juga menekankan pentingnya peran Indonesia terhadap integrasi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dalam jangka panjang akan menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi global.

    Posisi Indonesia yang strategis dan terbuka untuk investasi asing juga dapat menjadi jembatan antara perang dagang yang terjadi Amerika Serikat dan Tiongkok.

    “Aktivitas supply chain dan manufaktur Indonesia saat ini masih relatif kecil. Namun, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk bisa berkontribusi lebih besar dalam global supply chain, sehingga stabilitas output dunia dapat lebih terjaga,” imbuhnya.

    Disebut Anindya, Indonesia optimistis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang solid karena perbaikan fundamentalnya. Namun, penerapan kebijakan integrasi ekonomi regional melalui Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP) di dalam APEC, akan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dan Asia-Pasifik secara keseluruhan.

    Omnibus Law menjadi penyempurna

    Anindya mengungkapkan, dalam mendukung kesejahteraan rakyat, disahkannya Omnibus Law juga menjadi penyempurna bagi upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

    “Inklusi dengan membuat iklim investasi yang mendukung bagi investor sangat penting di tengah kondisi seperti ini. Berbagai program telah dilakukan untuk mendorong pembangunan Indonesia berkelanjutan dengan kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) dari PBB ,” tuturnya.

    Selanjutnya, Anggota ABAC Indonesia, Shinta Kamdani juga menuturkan, aspek pembangunan berkelanjutan atau SDGs harus diutamakan dalam pembangunan ekonomi digital dan juga investasi untuk prioritas Indonesia dalam pemulihan ekonomi.

    “Covid-19 membuktikan tidak hanya ekonomi saja yang harus dipulihkan, namun juga aspek lingkungan dan sosial. Sehingga, dunia bisnis menilai mindset investasi harus diubah tidak hanya mengutamakan economically benefit (manfaat keekonomian) namun juga mampu memberikan value (nilai) jangka panjang yang berkelanjutan, dan resilient (tangguh) dalam hal aspek sosial dan lingkungan,” kata Shinta.

    Indonesia Impact Fund

    Melihat hal ini, ABAC Indonesia memberikan dukungan penuh untuk mendorong pertumbuhan investasi berkelanjutan di Indonesia melalui inisiatif Indonesia Impact Fund.

    Hal ini memiliki target portofolio investasi pada UMKM dengan visi pembangunan berkelanjutan dan inklusi finansial yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

    Indonesia Impact Fund ialah impact fund pertama di Indonesia yang menggunakan skema Impact Measurement and Management (IMM) sebagai pengukur dampak sosial secara transparan untuk setiap investasi yang disalurkan.

    Program ini juga merupakan bentuk Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) pertama di ABAC. (S-BS/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini