31.7 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

    Israel gempur pangkalan militer dan Rudal Iran

    Terkait

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengawasi operasi Israel terhadap Iran dari pusat operasi di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Jumat, 25 Oktober 2024. (Foto: GPO/Israeli Army via Reuters).

    PRIORITAS, 26/10/24 (Tel Aviv): Pihak petinggi Israel mengonfirmasi telah melakukan serangan udara pada Sabtu (26/10/24) yang menargetkan pangkalan militer dan lokasi Rudal di Iran. Ini disebutnya sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan sebelumnya oleh Republik Islam tersebut. Israel memperingatkan Iran akan “membayar harga yang mahal” jika memutuskan untuk membalas.

    Selanjutnya, pihak Militer Israel mengungkapkan, serangannya mengenai fasilitas produksi Rudal Iran, peluncur Rudal, dan berbagai sistem lainnya di beberapa lokasi.

    Dilansir VOA, Iran mengonfirmasi, serangan Israel menargetkan lokasi militer di ibu kota Teheran dan beberapa bagian lainnya, tetapi berkilah serangan tersebut hanya menyebabkan “kerusakan terbatas.”

    Dilaporkan, Israel bertekad membalas Iran atas serangan Rudalnya pada 1 Oktober yang merupakan serangan langsung kedua oleh Republik Islam itu terhadap musuh bebuyutannya.

    Israel memiliki kebebasan lebih luas beroperasi di udara

    Selanjutnya, pihak Militer Israel menyatakan, serangannya terhadap sistem pertahanan udara Iran pada Sabtu (26/10/24) memberikan mereka lebih banyak keleluasaan untuk beroperasi di wilayah udara Iran.

    “Sekarang, Israel memiliki kebebasan lebih luas untuk beroperasi di wilayah udara Iran,” kata juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pengarahan yang disiarkan di televisi.

    Dalam tangkapan layar video yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel Sabtu pagi, 26 Oktober 2024, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengumumkan bahwa IDF sedang melakukan serangan (Foto: IDF via AP)

    Diketahui, serangan Israel terhadap lokasi militer di Iran tampaknya merupakan respons yang tepat dan terukur atas serangan sebelumnya dari Teheran, dengan risiko minimal bagi warga sipil, kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden pada Jumat (25/10/24) malam waktu setempat, atau Sabtu (26/10/24) dinihari WIB.

    “Jika Iran memilih untuk merespons, kami sepenuhnya siap untuk membela dan mendukung Israel, dan akan ada konsekuensi jika Iran mengambil keputusan yang tidak menguntungkan itu,” ujar pejabat Amerika Serikat tersebut. “Namun, sejauh yang kami ketahui, pertukaran langsung ini seharusnya menjadi akhir dari segalanya.”

    Selanjutnya pejabat tersebut mengatakan, Amerika Serikat mengetahui target spesifik di Iran, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut selain target tersebut terkait militer.

    “Kami memiliki banyak saluran komunikasi dengan Iran, baik langsung maupun tidak langsung,” kata pejabat Amerika Serikat tersebut. “Kami berusaha menghindari salah paham, dan mereka tahu persis posisi kami dalam berbagai isu, termasuk bahaya serta risiko dari tindakan mereka.”

    Ditegaskan pejabat tersebut, Amerika Serikat “tidak terlibat dalam operasi militer ini” dan menyebutkan, “Presiden bersama tim keamanan nasionalnya, tentu saja, telah bekerja sama dengan Israel dalam beberapa minggu terakhir untuk mendorong respons yang terarah dan seimbang dengan risiko minimal bagi warga sipil, dan tampaknya hal itu tercapai malam ini.”

    Diketahui, hal ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara kedua negara, kata pejabat itu, seraya menambahkan, Amerika Serikat memiliki beberapa saluran komunikasi langsung dan tidak langsung dengan Iran, di mana Amerika telah memperjelas posisinya.

    Serangan balasan Israel

    Dilaporkan, Israel merespons serangan Iran pada Sabtu (26/10/24) dini hari dengan menyerang target militer sebagai balasan atas serangan Teheran terhadap Israel.

    Sebaliknya, media Iran mengakui, sejumlah ledakan terdengar di Teheran, ibu kota Iran dan di kota terdekat, Karaj, Sabtu (26/10/24).

    Diketahui, Timur Tengah telah diliputi ketegangan mengantisipasi kemungkinan pembalasan Israel atas serangkaian Rudal Balistik yang diluncurkan oleh Iran pada 1 Oktober, di mana sekitar 200 rudal Balistik ditembakkan ke Israel. Insiden tersebut merupakan serangan langsung kedua Iran terhadap Israel dalam enam bulan terakhir.

    “Menanggapi serangan terus-menerus selama berbulan-bulan dari rezim di Iran terhadap Negara Israel – saat ini Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Force/IDF) sedang melakukan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran,” kata Pasukan Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.

    Pihak Israel mengatakan, pihaknya memiliki hak dan kewajiban untuk menanggapi serangan dari Teheran dan proksinya, yang mencakup serangan Rudal yang diluncurkan dari wilayah Iran.

    “Kami memobilisasi kemampuan defensif dan ofensif dalam skala penuh,” tambahnya.

    Beberapa ledakan kuat di Teheran

    Sementara itu, televisi pemerintah Iran melaporkan, beberapa ledakan kuat terdengar di sekitar ibu kota Teheran. Media semi-resmi Iran juga menyebutkan, ledakan serupa terdengar di kota terdekat, Karaj.

    Namun, mengutip kantor berita Tasnim, Reuters melaporkan, “sejauh ini belum ada laporan tentang suara roket atau pesawat terbang di langit Teheran”.

    Diketahui, televisi pemerintah mengutip pejabat intelijen Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan, asal ledakan keras itu “bisa jadi dari aktivasi sistem pertahanan udara Iran.”

    Sebelumnya, Pemerintah Iran berulang kali memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan. Mereka menyatakan, setiap agresi terhadap Iran akan direspons dengan balasan yang lebih kuat.

    Memberitahu Washington

    Dilaporkan, serangan Israel terjadi bersamaan dengan kembalinya Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dari lawatan ke Timur Tengah.

    Selanjutnya, VOA menanyakan kepada Dewan Keamanan Nasional apakah Presiden Joe Biden sudah diberitahu mengenai ledakan di Iran. Juru bicara dewan, Sean Savett tidak menanggapi secara langsung, tapi mengetahui adanya serangan.

    “Kami memahami bahwa Israel melakukan serangan terarah terhadap target militer di Iran sebagai latihan membela diri dan sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada 1 Oktober,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett.

    Sementara itu, seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada, VOA “kami diberitahu sebelumnya” mengenai serangan itu, “tetapi kami tidak terlibat.”

    Disebutkan, seluruh pasukan tambahan Amerika yang dikerahkan Pentagon ke Timur Tengah pada awal bulan ini telah tiba di wilayah tersebut sebelum serangan Israel terhadap Iran, kata pejabat pertahanan Amerika lainnya kepada VOA.

    Diketahui, sebelumnya pada Jumat (25/10/24), Komando Pusat AS, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, mengumumkan kedatangan jet tempur F-16 tambahan dari Jerman.

    Nah, sesudah serangan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan para pemimpin Iran telah melakukan “kesalahan besar” dan memperingatkan, mereka akan “membayarnya”.

    Berupaya cegah perang

    Sebenarnya, Washington berupaya mencegah konflik semakin meluas. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan pada Rabu (23/10/24), pembalasan Israel seharusnya tidak menyebabkan eskalasi yang lebih besar, menurut Reuters.

    Sementara itu, televisi pemerintah Suriah mengatakan, ledakan juga terdengar di pedesaan Damaskus dan wilayah tengah.

    Seperti dikatakan Menteri Pertahanan Israel minggu ini, musuh akan “membayar harga yang mahal” karena berusaha untuk melukai Israel.

    Diketahui, dalam beberapa minggu terakhir, Israel meningkatkan serangannya terhadap militan Hamas di Gaza dan sekutunya yang didukung Iran, Hizbullah, di Lebanon. Perang tersebut dipicu setahun yang lalu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di wilayah selatan Israel. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini