PRIORITAS, 31/8/25 (Jakarta): Ternyata, berdasarkan hasil observasi pakar, pola asuh orang tua bisa menjadi cerminan masa depan anaknya. Sukses tidaknya seorang anak tergantung bagaimana didikan ibu dan bapaknya.
Nah, sejumlah penelitian menunjukkan, ada beberapa ciri khas dalam pola asuh orang tua yang memiliki potensi menyukseskan anak-anak mereka sendiri.
Ini dipaparkan salah satu penelitian dilakukan oleh Pennsylvania State University dan Duke University, yang melibatkan lebih dari 700 anak-anak di Amerika Serikat.
Tanda-tandanya dari taman kanak-kanak
Sebagaimana dilansir Woman’s Day, mereka menemukan adanya hubungan signifikan antara keterampilan sosial anak-anak saat di taman kanak-kanak dan kesuksesan mereka dua dekade kemudian.
Adapun anak-anak yang punya kemampuan sosial baik, seperti dapat bekerja sama dengan teman-teman tanpa diminta dan mau membantu orang lain, cenderung lebih berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan tetap sejak usia 25 tahun.
Lengkap, hasil dari penelitian ini menekankan kemampuan sosial dan emosional anak ialah kunci penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.
Peran besar orang tua
Disebutkan pula, orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan kesuksesan anak.
Selanjutnya, berikut ini ciri-ciri pola asuh orang tua yang memiliki potensi anaknya akan sukses:
1. Mau membangun kepercayaan diri anak
Seperti dikutip dari CNBC, sebagian orang tua masih menganggap harga diri dan kepercayaan diri itu sama. Mereka sering memberi pujian kepada anak-anak dengan berkata, ‘kamu istimewa’ atau ‘kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan’.
Tetapi, sebenarnya membangun harga diri saja tidak cukup untuk mendukung kesuksesan akademis di masa depan. Studi justru menemukan, anak yang mengaitkan prestasi dengan usaha dan kekuatan diri sendiri lebih mungkin mencapai kesuksesan, dibandingkan dengan anak-anak yang merasa tidak memiliki kontrol terhadap hasil akademis mereka.
Lalu, kepercayaan diri akan terbentuk ketika anak-anak berhasil melewati rintangan, menemukan solusi, dan bangkit kembali setelah kegagalan.
2. Mengajarkan empati
Nah, empati merupakan kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ada tiga jenis empati yang perlu dikembangkan pada anak: empati afektif (merasakan perasaan orang lain), empati perilaku (berempati dengan bertindak), dan empati kognitif (memahami pemikiran orang lain).
Terkait itu, orang tua dapat mulai memperkenalkan tentang empati pada anak sejak dini. Salah satunya dengan memberi label pada perasaan agar mereka lebih mengenalnya, misalnya marah, senang, sedih, dan lain-lain.
Selanjutnya, secara berkala, tanyakan tentang perasaan anak setiap hari. Kegiatan ini dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan orang lain dengan bijaksana.
3. Terlibat bermain bersama anak
Adapun bermain dengan anak-anak di sini bukan hanya tentang mengajak mereka bermain di luar rumah ya, tapi orang tua juga melibatkan diri dalam permainan anak. Para ahli dan psikolog anak menyebutkan, keterlibatan orang tua dalam bermain dengan anak dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka.
Hal ini karena anak-anak yang menghabiskan waktu dengan orang tua dalam berbagai aktivitas menyenangkan, memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi. Peningkatan hormon ini berperan dalam membangun hubungan sosial yang positif. Hal sederhana seperti kontak mata dan sentuhan fisik juga dapat memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan empati pada anak.
4. Menghindari konflik yang berlebihan
Sebuah penelitian di New York menunjukkan, remaja yang memiliki hubungan hangat dan penuh kasih dengan orang tua mereka, terutama ibu, lebih kecil kemungkinannya untuk terjerumus dalam hubungan penuh kekerasan.
Di samping itu, trauma atau konflik dalam keluarga dapat memengaruhi harga diri dan perkembangan mental anak. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat di rumah ya, Bunda.
5. Memperhatikan pola tidur anak
Seperti dikutip dari Times of India, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi perkembangan anak. Anak-anak yang tidak cukup tidur cenderung tertinggal dalam pembelajaran, kurang bersemangat untuk belajar, atau bahkan berisiko terkena masalah kesehatan jangka panjang.
Jadi, orang tua yang membiasakan anak untuk memiliki pola tidur teratur dan cukup memiliki dampak positif terhadap kesuksesan anak di masa depan. Diharapkan dengan kebiasaan tidur yang cukup, anak-anak menjadi lebih fokus, kreatif, dan siap menghadapi tantangan.
6. Konsisten membatasi screentime
Kemudian, penelitian dari jurnal American Academy of Pediatrics menunjukkan, anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu bermain gadget memiliki perkembangan otak lebih lambat, jika dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit terpapar gadget.
Karena itu, membatasi screentime dan memberikan anak-anak lebih banyak waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan dunia nyata dapat meningkatkan perkembangan kognitif mereka.
7. Menghargai upaya, bukan hanya hasil
Di sini penting bagi orang tua untuk menghargai usaha anak-anak, bukan hanya hasil akhir. Disebut psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, ada dua jenis pola pikir yang perlu dipahami oleh orang tua.
Yakni pertama, pola pikir tetap (fixed mindset) yang menganggap, kecerdasan dan kemampuan ialah sifat yang tetap. Yang kedua, pola pikir berkembang (growth mindset), yang melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.
Di saat orang tua mau menghargai upaya anak, bukan sekadar melihat hasilnya, anak tidak akan mudah menyerah saat gagal. Mereka yang diberi kesempatan untuk gagal dan mencoba lagi akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan, dibandingkan dengan anak-anak yang justru diajarkan untuk menghindari kegagalan.
8. Memperkenalkan tentang optimisme
Nah, anak-anak yang optimis cenderung melihat tantangan sebagai hal yang sementara dan dapat diatasi, sehingga berpotensi untuk lebih mampu untuk menangani dan berhasil melewatinya.
Di saat orang tua mengajarkan anak untuk tetap optimis, termasuk saat menghadapi kesulitan, anak akan tumbuh menjadi pribadi lebih tangguh dan mampu mengatasi rintangan di masa depan.
9. Menjadi contoh nyata yang positif
Diketahui, orang tua melihat orang tua sebagai contoh nyata tempat mereka meniru. Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik ialah salah satu cara terbaik untuk membantu anak-anak berkembang menjadi pribadi yang sukses.
Apabila orang tua konsisten menunjukkan perilaku positif, tanggung jawab, dan rasa empati, lama-kelamaan ini juga turut ditiru dan menjadi karakter anak-anak. (P-*r/jr)
No Comments