PRIORITAS, 22/7/25 (Bandung): Salah satu legenda bulutangkis Indonesia, Iie Sumirat, kini telah tiada. Ia meninggal dunia di Bandung, Selasa (22/7/25) malam, karena sakit, dalam usia 74 tahun.
Dihimpun dari berbagai sumber, kabar duka ini disampaikan sejumlah tokoh bulu tangkis melalui media sosial dan viral pada Selasa malam. Salah satunya adalah Juara Dunia 1995 Hariyanto Arbi.
“Saya dan komunitas bulutangkis Indonesia menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Kang Iie Sumirat,” tulisnya melalui Instagram. “Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Kang Iie dalam mengharumkan nama bangsa. Jasa dan inspirasimu akan selalu kami kenang. Selamat jalan, Kang Iie. Semoga damai di sisi-Nya,” sambung Hariyanto.
Sementara itu, Sekretaris Umum PB SGS Elektrik, Ma’sum Husain, mengatakan, sebelum meninggal dunia, Iie sudah masuk rumah sakit selama tiga hari terakhir. “Ya, (sebelum meninggal) Pak Iie sedang sakit di ICU RS Hermina Bandung. Tiga hari di ICU. Tetapi sebelumnya sudah pernah sakit dan masuk ICU lalu sembuh. Sudah sakit kira-kira enam bulan,” cerita Ma’sum.
Icuk Sugiarto juga menyampaikan rasa dukacita. Kepada media yang menghubunginya, Juara Dunia 1983 itu mengaku kehilangan. “Turut berduka cita. Semoga almarhum husnul khotimah,” ungkap Icuk.
Ia menambahkan, (salah satu) yang perlu ditiru dari Iie Sumirat adalah dedikasinya untuk bulu tangkis lndonesia luar biasa. “Seluruh hidupnya didedikasikan untuk bulu tangkis Indonesia,” ujar Icuk.
Icuk mengaku pernah bermain dengan Iie pada 1981. “Almarhum pensiun dari pemain tahun 1982, saya sempat bermain melawannya. Pukulan almarhum susah ditebak. Ketika sudah banyak junior, almarhum kemudian memilih menjadi pelatih,” tutur Icuk.
“The Magnificent Seven”

Iie Sumirat bersama salah satu anak binaannya, Anthony Ginting. (Instagram @Iiesumirat)
Iie Sumirat pensiun dari bulu tangkis pada tahun 1982 saat berusia 32 tahun. Dia kemudian menjadi pelatih bulu tangkis dan mendirikan PB Sarana Muda yang kemudian menjadi SGS Elektrik. Klub ini kemudian melahirkan Taufik Hidayat dan Anthony Sinisuka Ginting.
Iie Sumirat, lahir 15 November 1950 adalah anggota “The Magnificent Seven” bulu tangkis Indonesia pada tahun 1970’an bersama Rudi Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata dan Ade Tjandra.
Pada edisi 1976, Iie menjadi bagian dari skuad Merah Putih yang sukses menjuarai Thomas Cup. Empat tahun berselang, ia kembali dipercaya memperkuat tim nasional sebagai tunggal utama dan membawa Indonesia kembali menjuarai turnamen beregu paling prestisius di dunia itu pada 1979.
Selain prestasi beregu, Iie juga mencetak pencapaian penting di nomor perorangan. Ia meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 1977, yang merupakan edisi perdana dari ajang tersebut.
Satu tahun sebelumnya, ia menjuarai Kejuaraan Invitasi Asia di Bangkok setelah mengalahkan pemain unggulan China Hou Jiachang di partai final tunggal putra dengan skor 12-15, 15-8, 18-15.
Kejuaraan itu digelar bersamaan dengan turnamen All England, dan Indonesia saat itu membagi dua tim. Selain Iie, pasangan ganda putra Ade Chandra/Christian Hadinata juga tampil di turnamen tersebut dan berhasil merebut gelar juara.
Setelah pensiun dari dunia kompetitif, Iie tetap aktif membina atlet-atlet muda di klub SGS Bandung. Perannya dalam pembinaan dan dedikasi yang tak pernah pudar menjadi inspirasi bagi banyak pebulu tangkis generasi berikutnya.
Kepergian Iie Sumirat menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga nasional, khususnya bulu tangkis. Namun, prestasi, semangat juang, dan teladan yang ia tinggalkan akan terus dikenang sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah emas bulu tangkis Indonesia. (P-ht)
No Comments