PRIORITAS, 29/7/25 (Jakarta): Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (29/7/25) sore ditutup menguat tipis. Kenaikan ini terjadi di tengah sikap wait and see para pelaku pasar terhadap arah kebijakan suku bunga acuan The Fed.
IHSG tercatat naik 3,14 poin atau 0,04 persen ke level 7.617,91. Indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan, juga ikut menguat 1,84 poin atau 0,23 persen ke posisi 805,06. Menurut kajian resmi Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia, pasar masih menantikan hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan The Fed yang dijadwalkan pada Rabu (30/7/25). Dari mancanegara, pejabat AS dan China menyelesaikan hari pertama dari dua hari agenda perundingan dagang di Stockholm, Swedia.
Tujuannya adalah memperpanjang gencatan tarif sebelum tenggat 12 Agustus 2025, serta mencari solusi menjaga stabilitas hubungan ekonomi global. Pertemuan ini merupakan yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebelumnya berlangsung di Jenewa dan London.
Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan ketegasan terkait kebijakan perdagangan luar negeri. Pada Senin (28/7/25), ia menyatakan tarif menyeluruh global kemungkinan ditetapkan antara 15 hingga 20 persen, meningkat dari tarif dasar 10 persen.
Trump juga mengungkapkan niat mempercepat batas waktu negosiasi dengan Rusia—dari 50 hari menjadi hanya 10 hingga 12 hari. Targetnya adalah tercapainya kesepakatan damai di Ukraina atau penerapan sanksi ekonomi yang lebih luas.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 4,42 persen. Kenaikan ini menambah tekanan terhadap arah kebijakan moneter The Fed.
Sementara itu, investor turut mencermati rilis data inflasi AS, khususnya indeks harga konsumsi pribadi (PCE Price Index), sebagai indikator dampak tarif terhadap daya beli masyarakat dan tekanan inflasi domestik.
IHSG sempat dibuka melemah pada sesi pagi, namun berhasil pulih dan memasuki zona hijau hingga akhir perdagangan. Indeks bertahan positif sepanjang sesi kedua.
Secara sektoral, sembilan sektor mencatatkan penguatan. Sektor keuangan memimpin dengan kenaikan 1,70 persen, diikuti sektor infrastruktur naik 1,49 persen dan sektor barang baku 0,88 persen. Di sisi lain, dua sektor terkoreksi: transportasi dan logistik turun 0,47 persen, sementara properti melemah 0,13 persen.
Saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain SWID, PTPS, RUIS, PGLI, dan JARR. Sebaliknya, penurunan terdalam dialami oleh IFII, SOLA, MGLV, OASA, dan BESS.
Total frekuensi perdagangan tercatat 1.739.500 kali transaksi. Volume saham mencapai 26,89 miliar lembar, dengan nilai transaksi Rp14,10 triliun. Sebanyak 289 saham ditutup menguat, 305 saham melemah, dan 208 saham stagnan.
Pasar regional Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei Jepang melemah 317,27 poin (0,77%) ke 40.681,00. Di sisi lain, indeks Shanghai China menguat 11,77 poin (0,33%) ke 3.609,71.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 37,68 poin (0,15%) ke 25.524,45. Indeks Straits Times Singapura juga melemah 21,33 poin (0,49%) ke 4.221,20. IHSG mengalami penguatan terbatas, namun arah pasar global masih ditentukan oleh keputusan The Fed dan kelanjutan negosiasi dagang AS–China. (P-Khalied M)
No Comments