Lippo Village, 8/7/20 (SOLUSSInews.com) – Kinerja PT Siloam Internatiomal Hospitals Tbk selang 2019 menunjukkan hasil positif, antara lain terlihat dari banyak indikator bisnis, khususnya meningkatnya jumlah rawat inap dan pencapaian laba bersih.
Demikian salah satu simpulan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Siloam International Hospitals dan Public Expose Juli 2020, Selasa (7/7/20) kemarin, di Hotel Aryaduta, Kompleks Lippo Village, Karawaci, Tangerang.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur PT Siloam International Hospitals, Tbk, dan Daniel Phua, CFO PT Siloam International Hospitals, Tbk, juga sejumlah undangan yang hadir dengan mengikuti dan menjalankan protokol kesehatan guna ikut mencegah pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, dipaparkan ikhtisar keuangan FY 2019 vs FY 2018, di mana Laba Bersih Pokok meningkat berkisar 251,4 persen menjadi Rp92,8 miliar. Sedangkan Volume Pasien Rawat Inap meningkat sekitar 21,7 persen menjadi 250.186 orang. Sementara Volume Pasien Rawat Jalan jug meningkat 15,5 persen menjadi 2.752.379 orang.
Selain itu, PT Siloam International Hospitals Tbk (“Siloam” atau “Perseroan”) dengan kode saham “SILO” pada hasil FY 2019 menunjukkan pendapatan dari pasien dengan pembayaran pribadi dan pembayaran melalui perusahaan atau asuransi tercatat sebesar Rp5.475. Sementara pendapatan dari pasien BPJS tercatat Rp1.543 miliar.
Mengenai segmen pendapatan dari pembayaran pribadi bertumbuh sebesar 13,6 persen pada FY19 menjadi Rp2.650 miliar. Sedangkan segmen pendapatan dari pembayaran melalui perusahaan atau asuransi bertumbuh sebesar 19,4 persen pada FY19 menjadi Rp2.826 miliar.
Sementara itu, OPEX sedikit meningkat dari 37.5 persen sebagaimana tercatat dalam Pendapatan Operasional Bersih di FY18 menjadi 38.1 persen dari Pendapatan Operasional Bersih di FY19. Perseroan juga mencatat penstabilan biaya dasar meskipun pendapatan mencatat pertumbuhan sebesar dua digit.
Peningkatan pasien
Secara operasional, Perseroan meningkatkan volume Pasien Rawat Inap sebesar 21,7 persen menjadi 250.186 pasien pada FY19 dibandingkan FY18. Volume Pasien Rawat Jalan juga meningkat sebesar 15,5 persen menjadi 2.752.379 pasien pada FY19 dibandingkan FY18. Sedangkan tingkat Okupansi Tempat Tidur meningkat menjadi 63,6 persen pada FY19 dari 55,4 persen di FY18.
Siloam pun membangun hasil operasional yang memuaskan pada 3Q19 dengan pertumbuhan operasional dan finansial yang lebih baik di 4Q19.
Perseroan merealisasikan pertumbuhan Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan Year on Year (“YoY”) YoY masing-masing sebesar 22 dan 20,7 persen pada 4Q19.
Hal ini menuntun kepada hasil finansial yang memuaskan di kuartal ke-4 dengan pertumbuhan Pendapatan Operasional Kotor dan EBITDA Pokok YoY masing-masing 14,9 dan 23,2 persen.
Bangun pusat keunggulan
Strategi Siloam sebelum tahun 2019 ialah untuk bertumbuh dalam jangkauan dan cakupan dengan membangun jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. Strategi ini berhasil dicapai dan di tahun 2019, di mana manajemen memutuskan untuk mengubah strategi untuk menggabungkan dan memperbaiki monetisasi aset dengan membangun pusat keunggulan di setiap unit rumah sakit.
Keberhasilan strategi ini direfleksikan dengan hasil finansial yang kuat dan pengurangan yang signifikan akan perencanaan pembukaan rumah sakit baru. Manajemen juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengevaluasi nilai aset-aset, untuk menjadi lebih berhati-hati dan memastikan strategi bisnis yang baru dapat terwujud. Evaluasi ini menghasilkan penghapusan penyesuaian non-tunai satu kali sebesar Rp426 miliar yang mengurangi Laba Bersih Pokok dari Rp92.8 miliar menjadi Kerugian Bersih sebesar Rp333 miliar.
Laba Bersih Pokok sebesar Rp92.8 miliar untuk FY 2019 sudah merefleksikan hasil implementasi dari kebijakan akunting yang lebih konservatif.
“Untuk saat ini Siloam mencatat pendapatan, EBITDA pokok dan Laba Bersih yang tinggi untuk tahun FY19 dan 4Q19 dan telah membangun fondasi yang kuat untuk tahun 2020. COVID-19 membawa tantangan tersendiri untuk kinerja operasional pada sektor kesehatan Indonesia. COVID-19 juga telah mempengaruhi kegiatan bisnis Perseroan. Manajemen terus menerapkan tindakan-tindakan yang tepat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada,” demikian Ketut Budi Wijaya, sebagaimana rilis dari Staf PR Siloam Hospitals Group.
Fokus dalam monetisasi aset
Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya berkomentar: “Manajemen telah berhasil menumbuhkan pendapatan di seluruh unit rumah sakit kami. Strategi Direksi untuk fokus dalam monetisasi aset yang ada dan menerapkan ekpansi selektif mulai membuahkan hasil”.
“Manajemen telah menyiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan. Manajemen akan terus menerapkan tindakan yang tepat untuk menghadapi tantangan yang diberikan oleh Covid-19,” paparnya lagi.
PT Siloam International Hospitals Tbk atau Siloam Hospitals Group (“Siloam Hospitals”) merupakan jaringan rumah sakit swasta di Indonesia yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia.
Memulai bisnis pada tahun 1996, saat ini Siloam Hospitals mengelola dan mengoperasikan 37 rumah sakit. Terdiri dari 13 rumah sakit di kawasan Jabodetabek dan 24 rumah sakit yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
Visi Siloam Hospitals untuk menyediakan pelayanan kesehatan dengan kualitas internasional dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dalam skala nasional yang berlandaskan kasih Ilahi menjadi dasar bagi Siloam Hospitals untuk tanggap pada transformasi sosial yang dinamis di Indonesia.
Siloam Hospitals merupakan pelopor akreditasi Joint Commission International (JCI) untuk rumah sakit di Indonesia. JCI merupakan lembaga akreditasi internasional berpusat di Amerika Serikat yang fokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. (S-r/JR/jr)