31.1 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

    Hasil penelitian baru, risiko diabetes dapat dibantu dengan joging

    Terkait

    PRIORITAS, 27/10/24  (Jakarta):  Joging atau jalan cepat atau berlari pelan sekarang memiliki manfaat baru bagi kesehatan. Bukan hanya dapat menurunkan berat badan dan manfaat lain, joging ternyata membantu mengurangi risiko diabetes tipe-2.

    Hasil penelitian baru yang dipublikasikan dalam Journal of Endocrinological Investigation menunjukkan bahwa sesekali joging selama 30 menit dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe-2.

    Menurut hasil penelitian yang dikutip dalam siaran Medical Daily pada Kamis (24/10) dan diberitakan ANTARA, satu sesi joging sekalipun dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe-2 dan manfaat ini terlihat pada hari berikutnya.

    Para periset yang meneliti efek latihan aerobik selama 30 menit pada sekelompok orang dewasa muda sehat mendapati penurunan kadar glukosa plasma signifikan, yang ditunjukkan oleh hasil tes toleransi glukosa oral, dan peningkatan sensitivitas insulin setelah 24 jam.

    Tes toleransi glukosa oral mengukur metabolisme glukosa, sementara sensitivitas insulin mengacu pada kemampuan untuk merespons insulin yang diproduksi oleh tubuh. Keduanya penting untuk menentukan risiko diabetes.

    Aktivitas fisik, khususnya latihan aerobik, sudah diketahui dapat membantu mengurangi risiko diabetes dalam jangka panjang. Namun, studi yang baru menyelidiki dampak langsung aktivitas olahraga terhadap risiko diabetes.

    Para periset meneliti dampak latihan fisik pada 32 peserta berusia 20 hingga 35 tahun yang tidak menderita diabetes dan tidak mengonsumsi obat apa pun. Peserta penelitian menjalani tes toleransi glukosa oral pada awal percobaan, yang diikuti dengan sesi joging ringan.

    Peserta yang sama menjalani tes toleransi glukosa oral kedua 24 jam setelah melakukan latihan fisik untuk menguji perubahan kadar glukosa puasa, glukosa satu jam setelah latihan fisik, dan kadar insulin. Sensitivitas insulin peserta juga diukur.

    Hasil tes toleransi glukosa oral menunjukkan bahwa 24 jam setelah latihan fisik kadar glukosa satu jam setelah latihan fisik berkurang dari 122,8 mg/dL pada awal menjadi 111,8 mg/dL dan kadar insulin setelah latihan fisik turun 57,4 IU/mL pada awal menjadi 43,5 IU/mL.

    Pada saat yang sama, sensitivitas insulin meningkat secara signifikan seiring dengan penurunan resistensi insulin. “Peningkatan glukosa plasma satu jam setelah latihan fisik menyusul satu sesi aktivitas fisik aerobik menunjukkan bahwa latihan fisik dapat memiliki efek langsung pada risiko diabetes tipe 2 dan risiko kardiovaskular,” kata para peneliti. (P-ht)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini