Tonton Youtube BP

Ekonomi Amerika Serikat tetap raksasa meski China ajak Rusia, India dan Indonesia

Jeffry Wuisan
6 Sep 2025 13:04
4 minutes reading

PRIORITAS, 6/9/25 (Beijing): Ekonomi Amerika Serikat masih tetap raksasa di dunia, meskipun China menggandeng Rusia, India, Indonesia maupun Korea Utara (Korut).

Sejumlah pakar politik dunia menilai parade besar-besaran yang digelar China untuk memamerkan militernya, secara tersirat juga menjadi ajang menampilkan gabungan kekuatan ekonomi untuk menandingi Amerika Serikat.

China sempat menjadi pusat perhatian dunia pada Rabu (3/9/2025) saat parade militer besar digelar untuk memperingati 80 tahun dalam Perang Dunia II.

China sengaja mengundang sejumlah kepala negara seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India, Narendra Modi, Presiden Prabowo Subianto, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Parade ini menjadi ajang pamer kekuatan ekonomi di masa depan, karena umumnya yang hadir adalah anggota BRICS, blok ekonomi baru saingan G7 yang dibekengi Amerika Serikat.

Parade ini hanyalah ekspresi umum yang ingin diproyeksikan Tiongkok sebagai realitas baru. Namun, ada dua elemen yang memperumit gambaran Tiongkok sebagai ancaman utama bagi Barat dan bersiap untuk pertempuran epik melawan Amerika Serikat.

Salahsatu elemen yang bahkan tak terduga muncul dari cara Amerika Serikat, atau lebih tepatnya Donald Trump, menanggapi tantangan dari Xi Jinping dan tamu-tamunya ini.

Meski kalangan elit politik AS telah lama bersikap sangat agresif terhadap China sebagai pesaing global,   alih-alih terpancing dengan keganasan retorika, Trump justru mengambil pendekatan yang agak berbeda.

Dalam berbagai pernyataannya, di media sosial dan kepada wartawan, ia terkadang menggunakan nada yang penuh tanya, terkadang penuh hormat, namun tidak pernah menyerahkan poin kepemimpinan kepada China.

“Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong Un saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat”, kata Trump, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Sabtu (6/9/25).

Terhadap parade China, Trump memuji Xi atas upacara yang indah dan sangat mengesankan, sambil mencatat “banyak orang Amerika tewas dalam upaya Tiongkok untuk meraih Kemenangan dan Kejayaan”.

Ia berharap mereka pantas dihormati dan diingat atas keberanian serta pengorbanan mereka.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), PM India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping, bercakap di sela acara parade militer di Beijing.(wionnews)

Koalisi anti-AS

Ketika ditanya wartawan tentang Tiongkok yang mungkin mencoba membentuk koalisi anti-AS, Trump mengatakan: “Tak melihat itu sama sekali. Tiongkok membutuhkan kita jauh lebih daripada kita membutuhkan mereka”.

Kesimpulannya adalah China, Rusia, Korea Utara maupun India masih perlu mengejar ketertinggalan, yang memang benar, karena masih jauh dari AS dalam hal kekuatan militer.

Elemen kedua, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita Amerika Serikat enam kali lebih besar dari China. Bahkan meski ekonomi ‘komplotan’ empat negara itu bergabung, masih cukup jauh di bawah Amerika Serikat yang memang raksasa.

Bobot ekonomi global

Walaupun begitu, kekuatan ekonomi negara-negara yang hadir di Beijing itu, masih sulit menandingi AS.

Tahun 2024 PDB China tercatat US$18,74 triliun. Negeri Tirai Bambu kalah dari Amerika Serikat yang mencatat lebih dari US$30 triliun.

Negara-negara lain yang turut hadir India, Rusia, Indonesia, hingga Korea Utara juga membawa bobot ekonomi dalam percaturan global.

Jika digabungkan, lima negara ini mencatat PDB total sekitar US$26,24 triliun, menurut data Bank Dunia. Angka itu setara dengan 23,5% dari PDB dunia yang pada 2024 diperkirakan sebesar US$111,3 triliun. Namun tetap masih kalah dari AS.

Dengan kata lain, hampir seperempat kekuatan ekonomi global terwakili dalam pertemuan di China itu. Ini sebuah fakta yang menegaskan pertemuan politik juga sekaligus menjadi ajang pertemuan sejumlah negara dengan ekonomi besar dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjalan bersama Presiden Cina Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Beijing pada tanggal 3 September 2025.(usatoday)

Berikut Pendapatan Domestik Bruto (PDB) April 2025, menurut data dari International Monetary Fund:

  1. Dunia

Total PDB dunia tercatat sebesar US$ 125,44 triliun.

  1. Amerika Serikat

PDB: US$ 30,51 triliun.

  1. China

PDB: US$ 19,23 triliun.

  1. India

PDB: US$ 4,19 triliun.

  1. Rusia

PDB: US$ 2,08 triliun.

  1. Indonesia

PDB: US$ 1,43 triliun.

  1. Korea Utara

PDB: US$ 0,03 triliun

Meski gabungan kekuatan ekonomi China, India, Rusia, Korea Utara, dan Indonesia sangat besar, namun jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, posisinya masih lebih kecil.

Pada 2024 PDB Amerika Serikat mencapai US$30,51 triliun atau sekitar 24,6% dari total PDB dunia. Angka ini menegaskan dominasi AS sebagai satu-satunya negara dengan bobot ekonomi paling besar secara individual, tulis CNBC Indonesia.

Artinya, meskipun China dan negara-negara mitranya di forum ini memiliki gabungan ekonomi besar, Amerika Serikat tetap berdiri sebagai satu kekuatan tunggal terbesar dalam perekonomian global.

Respons Presiden Trump yang tidak menunjukkan kemarahan atau sikap agresif, mungkin terbukti menjadi cara paling efektif untuk melawan citra China dan kelompoknya, sekaligus membuka peluang bagi hubungan yang lebih baik.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x